Hari itu langit di atas Kota Yogyakarta masih cerah dengan hiasan awan putih beriringan menjauh ke arah barat. Langkah kakiku mulai tergesah-gesah karena waktu tidak akan menungguku, setiap detik jarum jam dinding bergerak semakin menambah kecepatanku berkemas. Hampir tertinggal kunci motor dengan gantungan tali berwarna biru di laci kamar. Gerungan mesin roda dua berbunyi mirip alat pemotong rumput di halaman kala SMP dulu. Ini awal ceritaku saat benar-benar tidak sabar untuk mencicipi makanan yang sudah dinikmati dari turis 70 negara di dunia. Aku merasa iri kenapa aku baru akan mencobanya?
KEMBALI KE ARTIKEL