Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Penjahat Kelamin

6 Oktober 2009   05:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:37 1885 0
Betapa kagetnya saya karena semenjak bekerja dan banyak ketemu orang, banyak dari mereka yang kebanyakan bapak-bapak, om-om atau koko-koko mengajukan tawaran untuk 'dugem'. Mereka bilang untuk memperlancar urusan atau bisnis, katanya, "mbak bisa nemuin saya nanti malam jam 10 di Hugo's, ya sambil ngobrol nanti saya traktir minum." "Temui saya di 777 ya nanti malam, saya pengin sekalian rileks." Atau ..."kamu suka dugem ya? Dugem yuk nanti di Collour's pub." Yang lebih gila lagi, "kamu bisa prospek aku di luar kota, di Tretes misalnya? Kita kan bisa santai2 sambil ngobrol, bobok sianglah...kamu kan capek juga kerja terus.." Atau, "kalau kamu pengin sharing informasi, bisa temui saya di kamar 332 hotel Hyat?" atau yang sering, "kamu mau aku invest berapa sih sayang? Tapi kamu kan tahu caranya.."

Hii, ngeri juga, emang saya ini apaan? Dikirain pekerja sex komersial apa? Berat bener pekerjaanku..heran ya, setiap perempuan bekerja di sektor publik seringkali menerima pelecehan. Jika dia menjual sesuatu, dianggap sama dengan menjual diri. Dengan santai biasanya saya jawab, "aduh maaf pak, saya ngga biasa kerja malam. Jam kantor saya kan cuma sampai jam 5 sore, jadi saya temui bapak kapan-kapan aja ya?" ceklek tutup telepon, pusing! atau dengan halus biasanya kujawab, "saya ini menikah, lalu bagaimana saya harus memenuhi hasrat Bapak? Kadang-kadang kalau sudah kebangetan saya ngomong begini, "pak, saya ini jual konsep, bukan jual diri! maaf, bukan kapasitas saya untuk meng-entertain bapak."

Nasib....nasib....apes banget diriku ini. God, set me free from my painful job and loss making money...
Laki-laki kalau ada uang, pikirannya selalu iseng, ngga inget anak istri di rumah. Di agendaku, orang2 seperti itu selalu kuberi label PK : PENJAHAT KELAMIN!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun