Bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dengan menciptakan lingkungan perkembangan yang kondusif, dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, agar peserta didik dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan tugas-tugas perkembangan. Upaya bantuan ini dilakukan secara terencana dan sistematis untuk semua peserta didik berdasarkan identifikasi kebutuhan mereka, pendidik, sekolah dan harapan orang tua dan dilakukan oleh seorang tenaga profesional bimbingan dan konseling yaitu konselor (Depdiknas, 2008).
Proses konseling yang dilakukan pada anak tentu berbeda dengan proses yang dilakukan pada orang dewasa (Geldard & Geldard, 2012). Oleh sebab itu, pendekatan dan cara yang tepat dalam mengiringi proses konseling haruslah disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak.
Agar konseling dapat berjalan kondusif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka lingkungan tempat dilaksanakannya konseling hendaknya juga diperhatikan. Karakteristik anak usia dini yang identik dengan bermain, membutuhkan tempat konseling yang dikondisikan sesuai dengan karakteristik anak. Geldard (2012) menemukan bahwa konseling anak akan berjalan lebih mudah dan lebih efektif jika dilaksanakan di ruang yang ditata khusus untuk penggunaan media dan terapi bermain. Ruang konseling anak sebaiknya dibuat kedap suara agar tidak ada suara-suara lain dari luar yang mengalihkan perhatian anak. Hal itu juga  membantu anak untuk percaya bahwa apa yang mereka katakan tidak dapat didengar orang lain. Meskipun demikian, ruangan sebaiknya memiliki jendela; ruang tertutup dapat mengganggu anak yang merasa terjebak
Dalam pelaksanaan konseling anak usia dini, konselor tidak cukup hanya menggunakan keterampilan verbal. Konselor dapat menggunakan berbagai media dan aktivitas sebagai bantuan untuk mencapai tujuan. Geldard dan Geldard (2012) mengatakan bahwa kombinasi antara keterampilan konseling verbal dengan pengunaan media atau beberapa aktivitas/strategi memberikan kesempatan pada anak untuk bergabung dengan konselor dalam proses terapeutik. Penggunaan media atau aktivitas memungkinkan anak untuk membagi cerita tentang hal-hal yang sensitif
Setiap media memiliki sifat dan manfaat yang berbeda- beda. Geldard dan Geldard (2012) mengungkapkan faktor- faktor penting yang perlu diperhatikan dalam memilih media atau aktivitas. Faktor-faktor tersebut terdiri dari:
1. Usia perkembangan anak.
2. Apakah anak diberi konseling secara individu atau kelompok.
3. Tujuan konseling saat ini untuk anak.
Berdasarkan faktor-faktor yang dikemukakan oleh Geldard dan Geldard (2012) terdapat beberapa media dan aktivitas yang sesuai dengan domain perkembangan berdasarkan kelompok usia. Beberapa media dan aktivitas tersebut diantaranya adalah buku/cerita, lempung, konstruksi, menggambar, melukis dengan jari, permainan, perjalanan khayalan, permainan pura-pura imajinatif, hewan miniatur, melukis/menempel, boneka tangan/mainan kain, bak pasir, simbol/figur, lembar kerja
Tugas ini digunakan untuk memenuhi Ujian Tengah Semester 6
Mata Kuliah : Bimbingan Konseling Anak Usia Dini
Dosen Pengampu: Gandhes Sembodro Budy, M.Pd.