Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Buruh Tuhan

1 Mei 2015   19:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:28 31 5
Menolak dari hukum Tuhan tentulah aku

tatkala titah-titahnya wajibkan sujudku

menyembahMu kala gelap atau terangmu

ku menoleh ke belakang lupakan diriMu

Sungguh terlalu diriku

jadi buruh tak tahu malu

harap pahala tatkala sembahku

harap iba kala sedihku

gimana Tuhan tak mengutukku

jadi buruh tetap bernafsu

ingin rezeki bertumpuk terumbu

mengais-ngais harap lupakan waktuku

anehnya diriku sang buruh Tuhanku

harapkan surga kala bersimpuh

berlinang air mata munajat mengadu

Ya Tuhan....sunggu aku buruh tak tahu malu

Pemalu harap kekayaan semu

asal tak pasti berharap sang ratu

bertumpuk-tumpuk dalam singgahsana kelabu

padahal ia hanyalah menipu

Sadarkanlah aku yang selalu mengadu

tanpa melihat putaran waktu

waktu subuh hingga isya'kku

terlewat kelebat tak berbekas syahdu

MAA, 01-05-2015

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun