Di saat tubuh ini terkapar tak berdaya
dalam dekapan kerinduan padaMu
Lembutnya angin dingin membelai merasuk
di kedalaman rasa menyatu dalam pengharapan
Malam dingin sepi ditemani nyamuk-nyamuk penggoda
yang siap menusuk pori-pori kulitku
menghisap dan menghabiskan energi rasa
yang sepertinya harus kubuang bersama nyamuk-nyamuk penggoda
Lembutnya angin malam
menggantikan sejuta kekalutan hayalan
terkungkung dalam dekapan ragawi nan mulai layu
terseok-seok, meronta-ronta, menangis, berteriak penuh harap
memuji sang dewi malam yang ternyata rela menemaniku
meski tak pernah ku lambaikan rayuku padanya
Lembutnya angin malam
menggantikan selimut sutra bidadari
jauh dari gapaian tangan dan dekapan asaku
hanya melayang-layang di atas ubun-ubun
yang semakin lama membuatku takut
takut dia semakin dekati hatiku dan ragaku
takut tak mampu abaikan cintanya
meski cintanya tak pernah kuharap
tapi kehadirannya mengusik kalbuku
bak lembut belaian malam