Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Abraham Shamad Garang, Foto Syur Menyerang

15 Januari 2015   15:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:06 155 6
Beberapa hari ini perhatian saya sedikit keluar dari konteks tugas saya sebagai seorang pelayan masyarakat yang biasanya berbicara tentang anak-anak ABK selaku anak didik yang selama ini saya bimbing dan bina. Tentu karena beberapa hari ini juga berita tentang pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri sempat terjadi simpang siur. Satu media mengatakan calon Kapolri tersebut harus dianulir lantaran kasus gratifikasi yang membuat rekening pejabat ini terlihat gendut. Bukan sekedar perutnya yang gendut karena rekeningnya dipenuhi banyak uang. Sehingga dengan kondisi keuangan yang tidak sepatutnya ini membuat banyak pihak ikut meradang, termasuk KPK sendiri yang langsung memvonis yang bersangkutan dengan status tersangka.

Lain media yang memberitakan keberatan akan pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan, Metro TV sepertinya berbeda. Apa pasal, seperti diberitakan di stasiun televisi tersebut sepertinya tidak seberapa suka dan sepaham dengan apa yang dilakukan oleh Abraham Shamad cs. Tentu Metro TV mengkritisi penetapan Komjen Pol BG sebagai tersangka seperti ada unsur dan muatan politis.

Amat wajar jika stasiun TV milik Surya Paloh ini begitu antusias mengkritisi kebijakan KPK. Ada apa kog pengusutan korupsi begitu gencar dilakukan ketika yang bersangkutan sudah selangkah lagi menjadi Kapolri? Sedangkan masih ada lagi agenda pemberantasan korupsi yang belum tuntas. Dan itu berlarut-larut hingga sejauh ini belum ada titik terangnya.

Media tersebut juga menyinggung tentang kasus bailout Bank Century dan kasus-kasus besar lain yang sampai saat ini statusnya mak jelas. Begitulah kira-kira.

Mungkin ada kecenderungan sikap KPK bermuatan politis, tapi penetapan Komjen Pol BG menjadi tersangka juga memang seharusnya, lantaran yang bersangkutan tengah tersandung kasus gratifikasi dengan nilai rekeningnya 57 milyar rupiah. Bolehlah petinggi Polri mengatakan bahwa status harta Komjen BG clear dan tak bermasalah secara hukum. Sehingga di tahun 2010 kepemilikan harta beliau sudah tidak perlu lagi diperkarakan.

Persoalannya, lain tim investigasi Polri lain pula tim investigasi KPK, yang notabene masyarakat menilai kredibilitas Polri dalam pengusutan kasus kejahatan korupsi masih kalah jauh dari kemampuan KPK dalam mengadili para tersangka. Karena sejauh ini, banyak kasus korupsi di negeri ini tetap saja melenggang bebas meski sudah masuh ke ranah hukum Polri.

Berbeda dengan ketika kasus korupsi ditangani oleh KPK, semua semakin terang dan banyak yang sudah masuk ke bui. Tak tanggung-tanggung, Petinggi Polri sendiri ada yang sudah merasakan pedihnya ruang tahanan disebabkan kasus yang sama.

Meskipun banyak yang menduga, kasus Komjen BG dianggap sebagai akal-akalan politis lantaran berkaitan penunjukan beliau sebagai calon tunggal memicu kecemburuan calon lain yang mungkin sama-sama berhak menjadi calon Kapolri. Tentu saja Presiden Jokowi menjadi sasaran empuk oleh lawan politiknya karena sikapnya ketika menunjuk seorang Komjen BG untuk memangku jabatan penting di kepolisian tersebut. Karena tidak seperti di era SBY, untuk menunjuk seorang Kapolri harus melalui seleksi yang ketat.

Terlepas dari beberapa persoalan yang justru menjadi rumit, lantaran beberapa pihak saling bertentangan, menurut penulis sebaiknya kasus Komjen BG tetap diteruskan sampai yang bersangkutan benar-benar bersalah atau sebaliknya, bersih dari kasus yang disangkakan. Tentu saja ada hak jawab dan pembuktian yang jelas bahwa harta yang dimiliki adalah murni usaha yang sah atau legal dan bukan berasal dari gratifikasi. Karena dengan tegasnya KPK dalam mengusut kasus ini, masyarakat akan tetap mempercayai bahwa KPK benar-benar ingin memberantas korupsi meskipun harus melawan kebijakan dan pilihan presiden sekalipun.

Ditengah gencarnya pengusutan kasus gratifikasi Komjen Budi Gunawan, Abraham Shamad difitnah beradegan syur

Pagi tadi, (15/1) di beberapa stasiun televisi juga menyampaikan kabar yang kurang sedap, bahwa seseorang yang mirip Abraham Shamad terlibat adegan mesra bersama seseorang. Beliau berpelukan, berciuman selayaknya suami istri padahal dalam adegan tersebut si pempuan bukanlah istrinya. Seperti yang terlihat dalam sebuah foto yang beredar.

Sontak saja, dengan muncul dan beredarnya foto tersebut muncul banyak praduga, boleh jadi beredarnya foto mesra petinggi KPK tersebut sengaja disebarkan demi memancing opini dan ingin memperburuk citra lembaga anti rasuah tersebut. Dan anehnya, foto beredar selang setelah penetapan Komjen Pol BG sebagai tersangka.

Tentu saja beredarnya foto tersebut ditanggapi dengan beragam reaksi oleh banyak pihak. Lantaran ketika kasus besar menimpa tokoh di negeri ini langsung saja KPK menjadi sasaran empuk dan menjadi bulan-bulanan para pelaku kejahatan dunia maya yang ingin merusak nama baik seseorang.

Masing belum lepas dari ingatan bagaimana Presiden Jokowi difitnah dengan beredarnya foto asusila yang ternyata beredarnya foto tak senonoh tersebut dilakukan oleh seorang anak penjual sate. Akibat perbuatan sembrono ini pelakupun dituduh telah mencemarkan nama baik presiden. Beruntung si pelaku kejahatan mendapatkan maaf dan dibebaskan dari hukuman.

Jika melihat fenomena kasus besar di Polri yang notabene jika benar-benar terungkap yang menurut beberapa pengamat bisa memicu merembetnya pengungkapan kasus pada para petinggi Polri yang lain. Sehingga dengan beredarnya foto mesra mirip Abraham Shamad, adalah bentuk pengalihan isu dan ingin kasus petinggi Polri ini tak berkembang di masyarakat. Selain sebagai pengalihan isu, tentu banyak yang menduga bahwa saat ini upaya Abraham Shamad sengaja dijegal dan ingin menempatkan petinggi KPK ini sebagai pelaku kejahatan pula. Sehingga ketika harapannya ketika foto mesra ini benar dan nyata maka posisi Abraham Shamad menjadi tercoreng. Tentu akan berdampak pada kredibilitas KPK selaku pihak yang menjerat Komjen BG ini.

Meskipun demikian, foto-foto yang dengan mudahnya beredar di dunia maya hakekatnya ulah sekelompok orang atau segelintir orang yang ingin memperoleh keuntungan semata dengan merugikan pihak lain.

Semoga saja foto yang beredar bukanlah foto asli Abraham Shamad, tapi foto editan atau orang lain yang sengaja disebarkan demi merusak nama baik Abraham Shamad dan KPK tentunya.nMeskipun demikian peredaran foto tersebut pun harus diusut hingga tuntas siapa pelaku dan apa dibalik beredarnya foto tersebut? Murni iseng atau justru jebakan atau balas dendam yang dialamatkan kepada sosok Abraham Shamad tersebut.

Selain itu mudah-mudahan penetapan Komjen Pol. BG oleh Presiden Jokowi bukan semata-mata unsur politis tapi benar-benar prestasi dan kredibilitas beliau. Sehingga apapun hasil akhirnya, ketika Komjen BG harus rela mundur sebelum benar-benar menjadi Kapolri bukan semata-mata unsur politis tapi murni penegakan hukum dan ingin menempatkan pejabat publik terutama level Kapolri adalah sosok yang benar-benar bersih dari korupsi. Salam

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun