Tiba-tiba saja saya teringat Baba. Sudah hampir duabelas tahun Baba pergi meninggalkanku dan keluargaku. Saya selalu tak dapat menahan air mata setiap saat mengenang keberadaanmu Baba. Baba adalah orang yang sangat-sangat super special dalam kehidupan saya. Saya merasa bahwa hidup saya tidak pernah bisa sama lagi semenjak beliau pergi.
Saya tidak tahu persis mengapa sejarahnya mengapa kami memanggilnya Baba, tidak bapak, ayah ataupun papa. Tidak ada jawaban yang pasti ketika hal ini saya tanyakan pada mamah ataupun ‘Nni (nenek, ibunya baba). ‘Nni bilang bahwa baba adalah panggilan bagi orang Minang terhadap ayahnya (kakek, ayahnya baba adalah asli dari Minangkabau). Tapi saya punya teman-teman yang juga orang Minang, tidak memanggil ayahnya dengan sebutan baba. Saya menyukai panggilan baba, walaupun kadang-kadang saya merasa malu karena memanggil ayah dengan nama yang sedikit berbeda dengan teman-teman yang lain.