dan entah sampai berapa lagi
saudaraku yang tertikam
"rumahnya" di obrak-abrik
hanya bisa bungkam
di kerangkeng.
Kini
Dentuman meriam akan kuhadapi
peluru kendali akan ku tembus
meski senjataku tak setajam bambu runcing
biar senjataku dari jaman "primitif"
Biar penaku tak secanggih pena abad ini
Tapi biarlah kususupi setiap celah..
biarlah kuterawang setiap gelap.
sekali lagi dengan senjata setumpul-tumpul
Aku akan lawan
sang penikam itu
sang pencabik-cabik itu
meski dengan senjata jaman "primitif"
walau kau hanya bisa diam, diam dan diam.
Salam diam.