Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Surat Cinta untuk Admin Kompasiana, Refleksi Atas Tulisan Kompasianer yang "melecehkan"

1 Februari 2011   18:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:59 118 1
Assalam Alaikum... dan salam sejahtera untuk semua...

kutitip link tulisan ini yang sudah kuposting beberapa waktu yang lalu.

http://sosbud.kompasiana.com/2011/02/01/wajarkan-saya-curigai-admin/

Surat ini bagian yang tidak terpisahkan dari link diatas.

Admin yang saya hormati.
sebelumnya saya perkenalkan diri. perkenankanlah saya untuk menguraikan isi hati ini, saya hanyalah seorang buruh yang tak punya kemampuan (kompentensi) untuk melakukan semacam debat apalagi itu menyentuh keyakinan. To the point saja, anggaplah ini curhat, refleksi atas tulisan-kompasianer yang senantiasa mengisi HL, highligt, terekomendasi atau lain-lainnya yang penayangannya dalam durasi yang cukup lama (,bukan berarti saya cemburu lho), yang isinya kurang lebih menggugat keyakinan kita dalam beragama.bukan berarti saya cemburu lho.

kubuat ini semata-mata kecintaanku yang besar pada kompasiana, kecintaanku yang besar pada keyakinanku, pada Tuhanku, pada Agamaku..yang di "telanjangi" sekehendak kemauan secara fulgar di ruang publik ini. di rumah sehat ini katanya.

Admin yang saya Hormati.

karena kurangnya kemampuan (kompetensi) tersebut maka saya hanya mampu menulis tulisan ini, hitung-hitung sebagai pertanggungjawaban saya sebagai seorang hamba, yang "marah", yang mana Tuhanku, Nabiku, Kitabku ditelanjangi, di hina, di fitnah, sampai di lecehkan di ruang publik ini.

Admin yang saya hormati

saya mulai ragu rumah sehat ini akan di tinggalkan penghuninya, hanya karena tulisan-tulisan kotor yang menggunggat eksistensi keyakinan kita. sekali lagi mungkin di sini bukan ruang yang tepat. saya sangat memaklumi debat teologis seputar agama adalah wajar-wajar saja, namun menurutku ruangnya bukan di sini, karena sekali lagi ini ruang publik. situs jejaring sosial yang di kunjungi oleh berbagai kalangan.

Admin yang saya hormati.

Disini dengan seenaknya agama di lecehkan, kitab suci dilecehkan, diinterpretasi sekehendak pikiran, bukankah itu sangat mengganggu. sekali lagi debat teologis adalah wajar-wajar saja, namun ruangnya bukan di sini. perlu ruang khusus yang di lakukan oleh orang-orang yang mempunyai kapasitas di bidangnya. kalau di dominasi oleh segelintir orang, bukankah akan mengakibatkan ketidakseimbangan. saya khawatir rumah ini akan rubuh, karena tidak adanya keseimbangan tersebut.

Admin yang saya hormati.

postingan tulisanku sebelumnya ternyata mendapat tanggapan positif dari beberapa kompasianer, ada kemarahan atas tulisan-tulisan kompasianer yang menghujat dan melecehkan keyakinan beragama.

Demikian saja admin... semoga kompasiana tetap berjaya

salam kompasiana.

" Malakice Wan "

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun