Lalu apa hubungannya denga mendikbud harus mundur? Kalau benar bahwa mereka melakukan adegan tidak senonoh itu atas ancaman dari rekan-rekannya tentu kita harus prihatin, karena perploncoan masih terjadi di sekolah dan sekolah cenderung tidak dapat mengatasi hal ini dan terkesan membiarkan. Lho kok membiarkan? dari mana pemikirannya? Sekarang kita lihat setiap permulaan ajaran baru terutama di SMP dan SMU. Kita pasti tau bahwa anak-anak baru harus mengikuti masa orientasi dimana mereka disuruh berdandan atau menggunakan benda yang aneh-aneh. Contohnya bagi yang perempuan disuruh mengepang rambutnya dengan pita yang ditentukan baik warna pita maupun jumlah kepangnya. Bagi yang laki-laki disuruh mengenakan topi dari bola plastik. Mereka juga diwajibkan membawa tas dari karung terigu dan hal-hal aneh lain (tiap sekolah berbeda) yang tidak jelas tujuannya apa. Hal tersebut tentu membuat para orang tua menjadi kelimpungan untuk ikut mencari barang-barang aneh tersebut. Belum lagi dalam acara orientasi tersebut para senior mereka berlaku bak jagoan yang bebas membentak kepada para siswa dan siswi baru tersebut. Banyak kejadian fatal yang menyebabkan kematian terhadap para siswa tersebut karena perilaku senior yang kelewat batas dengan memukul atau bahkan menyiksa para juniornya.
Kejadian tewasnya para siswa baru tersebut tidak membuat pihak sekolah dan kementerian pendidikan menghentikan acara orientasi tersebut. Mereka beralasan itu hanya kasuistis saja. Mungkin siswa yang meninggal itu memang membawa sakit bawaan dll. Tapi sebenarnya kita harus jeli melihat permasalahan ini. Apa perlunya sih masa orientasi itu? Apakah kalau seandainya tidak diadakan maka rangkaian pendidikan sekolah akan terganggu? Apakah para siswa akan malas belajar karena tidak memiliki mental baja dan semangat juang? Apa hubungannya antara masa orientasi dan semangat juang? Tidak ada menurut saya. Justru masa orientasi ini tidak berguna dan hanya menyebabkan dendam di antara siswa. Bayangkan mereka harus menuruti kemauan para senior yang mungkin saja mereka juga melampiaskan dendam mereka pada juniornya karena mereka juga diperlakukan demikian saat mereka menjadi siswa baru.
Terus apa hubungannya dengan judul tulisan di atas? Tentu kita tahu bahwa komandan pendidikan kita itu adalah mendikbud. Kalau benar video sex anak SMP itu dilakukan atas ancaman para seniornya akibat (dipeliharanya) perploncoan di sekolah tentu mendikbud tidak boleh lepas tangan. Mendikbud harus segera mengeluarkan edaran yang meminta sekolah untuk menghentikan kegiatan masa orientasi siswa baru karena terindikasi menimbulkan perploncoan di sekolah seraya segera mengundurkan diri sebagai rasa bertanggung jawab.
Akhirnya mohon kiranya teman-teman kompasianer memberikan masukan apakah mendikbud harus mundur atas kejadian ini?