Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

AIIB Membuat AS Bimbang Dan Galau (1)

19 April 2015   10:32 Diperbarui: 30 November 2015   19:55 202 0

AIIB atau Asian Infrastructure Investment Bank (亚投行) pertama diusulkan oleh Tiongkok sebagai institusi finansial internasional. Pada 2 April 2015, PM Tiongkok Li Keqiang pada keynote speech saat pembukaan ‘Boao Forum for Asia’ (BFA)*1 menegaskan sikap kooperatif dari AIIB. Sehingga hampir semua negara Asia dan sebagian besar negara-negara besar diluar Asia telah bergabung, kecuali AS, Kanada, Jepang yang berdominasi ADB (Asian Development Bank). Aplikasi Korut dan Taiwan masih belum disetujui.

Menkeu Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk berpatisipasi dalam AIIB ini. Dalam pernyataan pers pada 29/11/2014, Yudi Permadi , Kadis Komunikasi dan Layanan Informasi Menkeu R.I. menyatakan Indonesia bersama-sama dengan 21 negara lain, termasuk sembilan negara ASEAN akan terlibat dalam persiapan, operasional dan penyusunan rancangan anggaran perjanjian serta dukungan teknis untuk AIIB. MoU ini ditanda-tangani 23-24 October 2014 di Beijing.

Seperti diketahui dalam sejarah perkembangan ekonomi dunia, dari ekspor produksi berkembang menjadi ekspor modal, ini merupakan grafik dalam domain ekonomi global. Kini Tiongkok telah mencapai titik demikian.  Pada 1966 saat ekonomi Jepang melampaui Inggris, maka ADB yang dipimpin Jepang juga didirikan pada tahun yang sama.

Saat ini, ketika PDB dan cadangan devisa Tiongkok menjadi paling top di Asia, Tiongkok juga memproklamasikan AIIB. Namun untuk coba menggunakan dananya ini bukanlah suatu hal yang mudah.

AS menuduh AIIB merupakan “Doktrin Moeroe versi Tiongkok”, Barat juga terang-terangan menuduh bahwa Tiongkok telah berani menantang tatanan keuangan internasional yang ada saat ini.

Namun ketika batas waktu pendaftaran akhir AIIB untuk sebagai anggota pendiri (founder) sudah mendekat, sekutu AS telah melakukan tindakan langka yang berlawanan dengan AS, mereka justru mengajukan permohonan untuk bergabung dengan AIIB.

Pada 12 Maret 2015, Inggris secara resmi mengajukan konfirmasi tertulis atas niat mereka untuk begabung dalam AIIB, dengan harapan mereka bisa mengadi anggota pendiri. Hal ini membuat AS tidak senang.

Menurut laporan dari “Financial Times” terbitan Inggris, pejabat resmi Gedung Putih AS menyatakan dengan pahit bahwa Inggris melakukan ini tanpa berkonsulatsi dulu dengan AS. Mereka menguatirkan tindakan mengakomodasi semacam ini kepada Tiongkok bukan suatu cara terbaik untuk berinteraksi dengan negara yang sedang menuju menjadi kekuatan utama dunia.

Dalam sejarah urusan luar negeri di dunia, “akomodasi” hanyalah sedikit lebih hangat dari kata-kata “peredaaan”. Ini mencerminkan kebencian AS. Tapi tampaknya Inggris tidak terlalu memperdulikan ketidak senangan AS tersebut.

Berkaitan dengan tindakan ini David Marsch (co-founder of the Offcial Monetary and Financial Institution Forum) mengomentari : Ini adalah untuk kepentingan Inggris sendiri untuk menjadi bagian dari infrastruktur itu. Saya pikir secara keseluruhan untuk keputusan itu baik, dan itu tidak akan mempengaruhi pemerintah Inggris, walaupun mungkin ada satu atau dua pejabat yang menentang terhadap hal itu di Washington.

Tapi hal itu hanya menjadi ketidak senangan AS belaka, tidak lebih dari itu. Karena domino pertama telah jatuh, AS kehilangan kendali dalam manuver bagaimana hal-hal itu harus dimainkan setelahnya. Setelah sekian lama mengikuti jejak langkah Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Luxemburg, Belanda, Swiss, Austria dan Denmark mengumumkan melakukan aplikasi untuk bergabung dengan AIIB.

Pada saat sekutu AS yang paling setia di Eropa yang semuanya berpihak pada AIIB, sekutu AS di kawasan Asia-Pasifik seperti Korsel dan Australia juga memutuskan untuk berpihak juga dengan AIIB pada saat-saat terakhir.

James Laurenceson seorang ekonom dan Wakil Direktur Institute untuk Hubungan Australia-Tiongkok dari Universitas Teknologi Sydney, Australia, mengatakan : “Ada saat-saat di masa lalu dimana kita (Australia) telah selalu melaraskan diri dengan AS, tapi sekarang karena kami berpikir bahwa apa yang dilakukan Tiongkok untuk kepentingan nasional kita, maka kini kita ikut berbaris dengan Tiongkok di AIIB, sedang posisi AS rupanya bukanlah demikian.

Yang menjadi cukup menarik info dari informan yang dekat dengan Departemen Keuangan Luxemburg, mereka sedikit menyesal bahwa Luxemburg sebenarnya negara Barat pertama yang mengumumkan akan bergabung dengan AIIB, karena telah mengajukan permohonan pada 11 Maret 2015, tapi untuk menghargai periode persetjuan dua minggu kerahasiaan mereka menunggu untuk maju, tapi mereka merasa seolah telah “dihianati” oleh Inggris.

Dari situasi diatas ini sudah cukup bisa menunjukkan betapa banyak negara-negara Barat menghargai organisasi multilateral yang dipimpin Tiongkok ini. Namun apa yang menjadikan begitu menarik bagi  sekutu tradisional AS untuk “beralih sisi” ?

( Bersambung ....... )

*1 “Forum Boao for Asia” (BFA), (博熬亚洲论坛) organisasi non-profit yang merupakan forum tingkat tinggi untuk para pemimpin dari pemerintahan, bisnis dan akademisi di Asia dan benua lainnya untuk berbagi visi pada masalah yang paling mendesak dan dinamis untuk regional dan dunia pada umumnya. Didedikasikan untuk mempromosikan pembangunan umum melalui integrasi regional ekonomi Asia. Pengaruhu forum ini terlihat terus meningkat pengaruhnya di seluruh dunia. Dimana ditetapkan situs tetap diadakan di Bo’ao, Hainan, Tiongkok setiap tahun, tapi Sekretariatnya di Beijing. Diadakan sejak tahun 2002.

Sumber dan Referensi : Media TV dan Tulisan Dalam & Luar Negeri

- http://www.wsj.com/articles/china-led-aiib-to-focus-on-big-ticket-projects-indonesia-says-1428647276

- http://rt.com/business/249029-china-bank-new-members/

- http://www.indonesia-investments.com/news/todays-headlines/indonesia-signs-mou-to-join-asian-infrastructure-investment-bank/item2663

- http://blog.caijing.com.cn/zhangmonan

- http://finance.yahoo.com/news/indonesia-compete-beijing-headquarters-aiib-034504121.html

- http://usa.chinadaily.com.cn/business/2015-03/23/content_19883425.htm

- http://www.wantchinatimes.com/news-subclass-cnt.aspx?id=20150403000039&cid=1602

- http://www.thesingaporeforum.sg/content.aspx?sid=56

- http://www.straitstimes.com/news/business/banking/story/china-led-bank-aiib-will-be-lean-clean-and-green-official-20150412

- https://www.imf.org/external/np/omd/bios/zm.htm

- http://blog.caijing.com.cn/zhangmonan

- http://www.charhar.org.cn/researchInfo.aspx?name=%D5%D4%C0%DA

- http://sep.luiss.it/about-us/structure/senior-fellows/carlo-bastasin

- http://www.chinausfocus.com/finance-economy/new-normality-and-new-balance-of-chinas-economy/

- http://www.chinausfocus.com/finance-economy/four-inexorable-trends-in-chinas-future-economy/

- http://www.weforum.org/contributors/xiang-songzuo

- http://www.emergingmarkets.org/Article/3440721/China-to-turn-off-tap-of-easy-credit-to-errant-LatAm-states.html

- http://finance.sina.com.cn/zl/china/20150318/072921746645.shtml

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun