Telah digelar Latma (Latihan Bersama) Kopassus TNI dan PLA (People Liberation Army)/Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, Special Force yang berlangsung mulai 3 – 15 Juli 2012, dengan konde sandi “Sharp Knife II/2012” di Jinan Shandong, di Markas PLA, Pangkalan Latihan Terpadu Jinan, Shandong, Tiongkok. Kontingen Kopassus berkekuatan 85 personil dipimpin komandan kontingen Asisten Intelijen Danjen Kopassus Kolonel TNI Inf. Teguh Muji Angkasa.
Seperti diketahui Latma “Sharp Knife I/2011” telah dilaksanakan di Batujajar, Bandung, pada 04 – 18 Juni 2011. (“利刃-2012”的反恐联合训练)
Posting penulis :
Kongtingen ini dilepas oleh Komandan Kopassus Jenderal Kopassus Mayjend. TNI Wisnu Bawa Tenaya pada 28 Juni 2012 di Makopassus Cijantung, dan berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, 30 Juni 2012.
Dalam acara pelepasan tersebut dihadiri sejumlah pejabat teras Kopassus antara lain Inspektur Kopassus Kolonel Inf. Madsuni, Para Asisten Danjen Kopassus dan sejumlah Kabalak dari jajaran Kopassus.
Dalam acara pelepasan tersebut Danjen Kopassus dalam amanatnya meminta agar setiap peserta latihan bersama senantiasa dapat menjaga harkat dan martabat serta kehormatan satuan maupun bangsa Indonesia dengan menunjukkan semangat dalam latihan.
Jenderal bintang dua tersebut menambahkan “Dalam kondisi apapun jangan pernah mengeluh dan patah semangat. Tunjukkan bahwa kita memang prajurit-prajurit pilihan yang mampu mengatasi segala rintangan dan hambatan”
Dalam menutup amanatnya Danjen Kopassus menekankan agar dalam pelaksanaan latihan tetap mengedepankan faktor keamanan, karena keberhasilan latihan tidak hanya diukur pada terlaksananya materi latihan akan tetapi juga berdasarkan pada parameter yang lain yaitu keamanan baik personil maupun materiil.
Dalam latihan tersebut digelar juga lomba menembak reaksi cepat perorangan yang juaranya diambil dari masing-masing negara. Menurut Kepala Penerangan “Sharp Knife II/20012” Lettu Inf. Imam Mahmud, dalam latihan kali ini kedua pasukan khusus kedua negara ini dilakukan saling berlaga untuk mencapai hasil yang maksimal.
Sangat membanggakan hasil dari perlombaan ini, enam parjurit kita TNI berhasil menjadi penembak pistol terbaik, mereka terdiri dari Kopassus TNI AD : Serka Muhammad Nun, Serka Safril, Sertu Lantik Ikhsan, Serda Balubun, Parka Mulyadi dan Prada rohman Sidik.
Lebih lanjut Lettu. Imam mengungkapkan, kemenangan enam prajurit Kopassus dalam latihan menembak pistol ini, menunjukkan parjurit TNI senantiasa menampilkan professionalitas dan kemampuan yang prima. Ini dapat membawa nama harum Indonesia di mata International.
Meskipun latihan ini hanya merupakan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Tiongkok, namun pengalaman yang didapat sungguh dapat bermakna guna terus meningkatkan kemampuan dan professionalitas TNI di masa yang akan datang.
Latihan bersama bersandi “Sharp Knife” ini merupakan jalinan kerjasama kedua angkatan bersenjata untuk lebih saling mengenal dan mempererat hubungan antar kedua pasukan khusus terutama untuk mengantisipasi berbagai masalah bersama.
Terutama untuk penanggulangan teror dan langkah bersama dalam penangan ancaman teroris, kejahatan lintas negara, penyelundupan senjata, pelintas batas ilegal yang merugikan negara. Kata Lettu Inf. Imam Mahmud.
Latihan Bersama “Sharp Knife II/2012” ini dibuka secara resmi oleh Mayjend TNI Wisnu Bawa Tenaya beresama Kepala Staf PLA Kodam Jinan Mayjend. Ma Qui Xing ( di Pangkalan Latihan Terpadu Jinan, Shandong, Tiongkok.
Menurut Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim menjawab ANTARA di Jinan, Shandong, Tiongkok, 2 Minggu lalu, mengatakan ancaman terorisme dari waktu ke waktu semakin beragam sehingga perlu peningkatan kerjasama antiteror antarnegara khususnya antara Indonesia dan China.
"Kami sekarang telah memulai latihan bersama antiteror antara Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat dengan Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata China, kedepan mungkin dapat ditingkatkan menjadi latihan antiteror antarpasukan khusus laut dan udara kedua militer," ujarnya.
Ia menambahkan selain untuk mempererat kerja sama yang telah berjalan baik, perluasan kerja sama antiteror antara militer Indonesia dan China, juga bertujuan meningkatkan profesionalisme satuan pasukan khusus kedua negara di masing-masing matra tidak saja darat tetapi juga laut dan udara.
"Perluasan kerja sama juga penting untuk mengantisipasi ancaman terorisme yang makin beragam terutama di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik," kata Dedi.