Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Kita Mulia karena Aib Belum Dibuka

28 Maret 2014   02:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:22 30 0
Apa bedanya maling dan perampok ? Jawaban yang paling mudah adalah kalau maling itu kejahatanya dilakukan dengan sembunyi-sembunyi menunggu kelengahan calon yang mau dimalingnya. Kalau perampok itu lebih berani karena aksinya dilakukan dengan terang-terangan biasanya diikuti dengan aksi kekerasan bahkan pembunuhan. Makanya kebanyakan aksi maling dilakukan pada malam hari karena takut ketahuan. Aksi copet mirip dengan aksi maling yaitu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, cuma kalau maling dilakukan di malam hari, kalau copet di siang hari. Namun pembedaan ini lama-lama juga menjadi tidak berlaku karena maling pun sudah berani terang-terangan dalam menjalankan aksinya. Tuan rumah yang lagi tidur pun dibangunin dan bilang kalau dia maling yang mau mengambil harta di rumahnya. Nah kalau korupsi nggak kenal waktu, bisa pagi, siang, sore atau tengah malam.  Pelakunya pun tidak perlu menggunakan senjata tajam, kekerasan atau pembunuhan. Cukup dengan omongan atau tanda tangan.

Pada dasarnya , baik copet, maling, perampok atau koruptor, bisa dipastikan takut ketahuan saat menjalankan aksinya. Semua kejahatan itu dilakukan dengan was-was dan takut kalau ketahuan. Ada seloroh dari teman soal boleh tidaknya kita korupsi, jawabnya “ boleh, asal tidak ketahuan!”. Kata ketahuan itu sendiri perlu di  elaborasi. Ketahuan adalah perbuatan kita ditahui oleh orang lain dengan tidak sengaja. Ketika maling sedang melakukan aksinya tiba-tiba tuan rumah bangun, misalnya.  Atau seorang pejabat sedang menerima sogokan dari pengusaha tiba-tiba office boy nya nyelonong masuk ke ruangan sang pejabat. Sebenarnya penggunaan kata ketahuan ini sudah menunjukkan bahwa pelaku kejahatan tidak percaya bahwa Tuhan itu Maha Mengetahui gerak-gerik kita.  Atau kalaupun dia percaya Tuhan Maha Melihat, dia tidak takut dengan ancaman Tuhan terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Ia hanya takut pada penglihatan manusia yang sangat terbatas.

Sungguh Tuhan Maha Pengasih karena memunculkan rasa was-was dan takut saat kita berbuat kejahatan atau dosa. Coba kalau Tuhan berkenan menghilangkan rasa was-was dan takut tadi, wah perbuatan dosa kita bakalan bejibun. Melakukan kejahatan terasa enteng. Bahkan kita tidak merasa dosa sedikit pun. Kalau sudah tidak ada rasa was-was, takut dan perasaan berdosa, maka bisa dipastikan kita akan mengulangi perbuatan tersebut dan sulit muncul penyesalan atau pertobatan.

Kalau sekarang di meja KPK bertumpuk kasus korupsi, itu saya yakin hanya merupakan puncak gunung es yang di bawahnya jauh lebih banyak. Artinya kejahatan korupsi yang tidak ketangkep atau ketahuan KPK itu jauh lebih banyak. Logikanya sederhana saja. Lha wong di saat KPK  rajin nangkepin koruptor dan semua rakyat Indonesia sudah sepakat perang dengan koruptor, masih ada banyak koruptor yang berani melakukan korupsi, apalagi jaman dulu yang gaung gerakan anti korupsi tidak seheboh sekarang. Apakah Tuhan sudah mencabut nikmatNYA berupa rasa was-was dan takut berbuat dosa di hati para wakil rakyat dan pejabat kita  ?

Buat calon wakil legislatif dan calon Prsiden / wakil Presiden, anda dipilih rakyat untuk menjadi wakil rakyat dan Presiden / wakil Presiden yang terhormat. Kalau kita menjadi orang mulia dan terhormat itu bukan karena kita memang mulia dan terhormat namun karena Tuhan masih berkenan menutupi  aib-aib tercela kita. Kalau anda mempunyai aib yang merugikan keluarga anda, masyarakat bahkan negara, mendingan mundur sebelum Tuhan berkehendak membuka aib anda. Urusan membuka aib, bagi Tuhan itu soal gampang. Sepandai-pandai kita menutup aib, kalau Tuhan berkenan maka akan terbuka juga. Siapa mengira plesiran pimpinan partai yang mengundang fitnah di pulau terpencil jauh di sana bisa dalam waktu singkat diketahui banyak orang ?  Siapa sangka kuatnya cengkeraman penguasa Banten bisa rontok seketika dan aibnya berserakan kemana-mana? Dan banyak lagi aib penjahat negara satu persatu terbuka dan tersebar dari pintu yang tidak disangka-sangka.

Kalau melihat analisa para pengamat politik, saya sebagai rakyat biasa jadi pening sendiri. Betapa dibalik setiap keputusan politik yang dilakukan oleh pejabat ataupun partai itu selalu ada hiden agenda. Saya tentu senang kalau hiden agenda itu untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat, namun saya sedih karena yang lebih sering mendengar hiden agenda itu adalah hanya untuk kepentingan kelompok tertentu. Rakyat dikebiri dengan kebijakan-kebijakan negara hanya untuk kepentingan sesaat kelompok tertentu.

Semoga menjelang pemungutan suara nanti, Tuhan membuka aib para caleg dan capres/cawapres ( walaupun Tuhan lebih suka menutup aib hambaNYA) sehingga rakyat mendapatkan petunjuk siapa caleg, capres/cawapres yang masih punya hati yang was-was dan takut kepadaNYA  untuk melakukan korupsi, takut mengingkari sumpah janji, takut menyalahgunakan wewenangan dan kekuasaan, takut mengatur anggaran dan proyek negara untuk keuntungan pribadi dan kelompoknya. Semoga Tuhan juga membukakan aibnya partai yang mempunyai niat jahat, hiden agenda dan misi busuk kepada  rakyat Indonesia.

-----

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun