Akibatnya PDIP merasakan kegetiran karena Megawati tidak terpilih kembali menjadi "Presiden RI", namun SBY tidak merasakan kegetiran tersebut, karena pastinya tidak akan mencalonkan diri kembali menjadi orang nomor 1 di Negara tercinta ini, lalu apa kira-kira "hukuman moral" yang akan diberikan oleh Rakyat yang sama saat dulu menurunkan Megawati ???, namun saya kurang percaya kalau banyak yang ingat peristiwa ini, karena Rakyat Indonesia gampang melupakan dan gampang memaafkan (salah satu ciri khas yang saya banggakan sebagai Bangsa Indonesia).
Hanya Rakyat itu pula yang akan tahu kemana arah hukuman mereka kepada SBY, kita tunggu saja langkah-langkah mereka selanjutnya.
Langkah yang saya lakukan adalah menulis dalam kompasiana, karena saya merasa menjadi bagian dari "Rakyat yang menurunkan Megawati" dan ikut serta "mensukseskan Partai Demokrat dengan ikon SBY" sebagai tim sukses kesekitar lingkungan terdekat, baik dirumah, dikantor atau dimanapun saya bergaul, yang tidak mengharapkan penghargaan ataupun balasan sedikitpun, selain mengharapkan melihat Reformasi yang sudah dimulai dahulu menemukan momentumnya untuk "melihat Republik Indonesia Bersinar" dan menemukan keselarasan sehingga saya dapat membanggakan diri sebagai Bangsa yang sejahtera, adil dan makmur dengan segala Sumber Daya Alamnya, serta menumbuhkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang diakui Dunia Internasional.
Namun sekali lagi, impian tersebut dibangunkan dengan kenyataan pahit, memang tidak mudah menjadi seorang Presiden RI dengan setumpuk permasalahan yang ada, ataukah memang kita tidak akan mungkin menemukan seorang Pemimpin yang dapat mengayomi dan mensejahterakan Bangsa Indonesia hingga akhirnya muncul Ratu Adil yang diidam-idamkan seluruh Rakyat Indonesia.
Setidak-tidaknya saya sudah menulis disini sebagai "pengakuan dosa" atas pilihan-pilihan saya terhadap pemimpin Negeri tercinta ini, sehingga anda yang ada disekitar saya tidak menyalahkan atas "hasutan baik saya untuk memperbaiki Bangsa dimasa depan" dan terutama diri saya sendiri merasa sudah melepaskan tanggung jawab serta sebagai pembelaan diri dihari akhir nanti.
Hanya waktu yang dapat menjawabnya......
artikel ini ditulis akibat dari sebuah sms yang saya terima dari kelompok yang menamakan dirinya TimSos BBM, yang berisi kalimat:
Ayo kawal pemanfaatan subsidi BBM & kompensasi bagi yang berhak. Aduan kelangkaan: ketik BBM (spasi) pesan. Aduan kompensasi: ketik KPS (spasi) pesan, SMS ke 1708