Tapi sebelum kumulai bicara, Elan, kau tak boleh lupa lagi bahwa aku bukanlah orang yang romantis juga puitis – sebagaimana selalu kau harapkan. Maka seperti yang mesti terjadi, aku hanya mampu meriwayatkan ulang apa yang telah kita lakukan baik bersama maupun tidak dengan penuh perasaan syukur dan bahagia, karena aku telah menyimpannya demikian rapih dalam ingatan yang kujaga setiap hari. Dengan ingatan-ingatan itu aku merangkai banyak sekali makna yang telah kupecah lalu kurakit dan kususun menjadi bentuk terbaik yang kuinginkan, agar kelak dapat kuberi padamu sebagai persembahan.
KEMBALI KE ARTIKEL