Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

(Bukan) Dongeng Ironi

13 Oktober 2016   12:21 Diperbarui: 13 Oktober 2016   13:25 315 3
Tak habis-habis ia menyesali keteledoran, kebiasaan menjadi pelupa. Melihat wajah anak itu selalu saja rasa bersalah membayang hebat. Mengapa tak ada penjelasan? Mengapa lupa? Dan sederet tanya yang tentu tak menemukan jawab. Terlanjur semua sudah lewat, mau apa lagi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun