Jika menahan napas terus-terusan tak menyebabkannya mati, tentu sudah dilakukan. Tapi ia tak kuat, sebab berlari kencang ratusan kilometer jelas meledakkan parunya jika berkeras menahan laju sirkulasi udara. Maka ditutupnya hidung sekuat tenaga dengan kedua telapak tangan, sekedar meredam deru engah yang memancing perhatian.
KEMBALI KE ARTIKEL