Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Labirin Kepedihan

22 Oktober 2010   01:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:13 83 1
Deritamu menjuntai

Menutupi harapanku

Kulihat diammu bisu

Tak terketuk oleh waktu

Tak hirau suara di hadapanmu

Aku melihatmu

Duduk bersandar di lantai kereta berkarat

Sesekali kau lirik bangku penumpang

Berharap ada yang beranjak

Tapi kau memilih terus terdiam

Meski seorang penumpang tak berotak

Mengambil jatah tempat untuk kakinya

Gurat wajahmu kubaca

Ada ruang tak terbatas

Relung sepi tanpa jalan keluar

Pada tipisnya rasa manusiawi di negeri kita

Rasa-rasa menyerbu

Dalam teriakan yang tertelan

Kemudian kau melangkah

Turun dan berbaur di perhentian

Menyisakan labirin pertanyaan

Kepedihan panjang seakan terjanjikan

Yang hampir memecahkan selaput jantungku

Saat seorang teman membisikkan bahwa kau tuna rungu

Surabaya, 17 Oktober 2010

19.41 WIB

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun