Setiap pulang maupun berangkat sekolah Izora tidak diantar oleh orang tuanya, melainkan Izora pulang dan berangkat sekolah menggunakan sepeda yang sudah buluk.
Setiap pulang sekolah Izora menyusuri setiap jalan dengan memperhatikan sekitarnya.
Di suatu hari, sesaat Izora pulang sekolah menggunakan sepeda buluknya ia melihat kakek-kakek tua yang kehausan di jalan pulangnya. Ia melihat kakek itu sangat kasihan. Tetapi Izora perpikir kakek-kakek itu berpuasa. Izora berinisiatif untuk membelikan air mineral di toko-toko kelontong. Tetapi Izora takut kakek itu berpuasa.
Izora berpikir, jika kakek-kakek tua yang rentan biasanya tidak diwajibkan untuk berpuasa.