Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Pekerjaan Rumah (Bagian 2)

1 Februari 2023   10:05 Diperbarui: 1 Februari 2023   10:12 215 5
Adinda seketika cemberut. Bibirnya mengerucut. "Sudah kubilang jangan cerewet. Sini bukuku," katanya kesal."Maaf, Din, tapi tulisannya lain. Bagus banget," kata Lala tak mau kalah.

"Mana, coba kulihat?" ujar Janu dari belakang.

"Stt, Ibu Desi sudah masuk," bisik Timo. Ternyata bel tanda masuk sekolah sudah berbunyi. Mereka tidak memperhatikan karena sibuk mengobrol.

"Selamat pagi, Anak-Anak," sapa Bu Desi dari depan kelas.

"Selamat pagi, Bu," jawab murid-murid serempak.

"Sebelum pelajaran tema hari ini kita mulai, silakan kumpul PR Bahasa Indonesia minggu lalu. Bukunya dibuka, ya, biar gampang Ibu memeriksanya."

"Rian, tolong kumpulkan PR teman-temanmu semua," kata Bu Desi kepada ketua kelas IVB.

Rian segera berdiri dan berkeliling mengumpulkan PR. Kemudian ia meletakkannya di atas meja guru.

"Bagi yang tidak membuat PR boleh maju ke depan kelas," kata Bu Desi lagi.

Semua murid terdiam. Ada yang saling pandang-pandangan dan sebagian lagi hanya menunduk menatap meja di depan mereka.

"Ibu ingin kalian jujur. Apakah sudah buat PR semua?" tanya Bu Desi menegaskan.

"Sudah, Bu," jawab murid-murid keras.

"Baiklah, Ibu senang mendengarnya. Sekarang kita lanjutkan pelajaran hari ini. Tema kali ini tentang puisi. Ciri-ciri puisi adalah penyusunan baris dan bait. Bahasanya terikat oleh irama dan rima." Bu Desi mulai menjelaskan dan memberi beberapa contoh.

Setelah beberapa lama menerangkan, Bu Desi memberi tugas sekolah. Murid-murid diminta membuat dua buah puisi pendek tentang sekolah dan kebersihan kelas. Selagi mereka mengerjakan tugas, Bu Desi memeriksa PR di atas meja. Sesekali ia mengangkat kepala dan mengawasi sekeliling kelas.

"Adinda, kamu sudah selesai?" tanya Bu Desi setelah beberapa lama memeriksa PR.

Anak perempuan berkepang dua itu terkejut. "Belum, Bu," jawabnya gugup. Wajah cantiknya menjadi pucat pasi.

"Ibu mau tanya sebentar. PR kamu ini siapa yang mengerjakan?" tanya Bu Desi menatap Adinda lurus.

Seketika kelas yang tadinya senyap menjadi riuh. Semua mata menatap Adinda dan mulai berbisik-bisik.


Bersambung.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun