Debi yang sedang menyapu mengangguk. "Iya. Kamu tumben datang cepat?" tanyanya heran.
"Palingan belum bikin PR," sahut Heni sambil menghapus papan tulis.
"Eh, iya. Kok, kamu bisa tahu, Hen?" tanya Timo meringis. Ia segera mengeluarkan buku PR Bahasa Indonesia. Hari ini pelajaran tema. Ada pekerjaan rumah membuat cerita libur akhir pekan.
"Iya, kulihat kamu pernah datang pagi untuk bikin PR," jawab Heni mengangkat bahu. Ia menyusun spidol di atas meja guru.
Timo tak menyahut. Ia mulai menulis cerita karangannya.
Tak terasa, kelas sudah mulai ramai.
"Kamu sedang menulis apa, Tim?" tanya Janu, teman sebangkunya.
"PR Bu Desi, Jan. Aku ketiduran tadi malam. Untung teringat waktu bangun tidur," jawab Timo menoleh pada Janu.
"Sudah selesai?" tanya Janu lagi. Ia mencoba mengintip dari balik bahu temannya.
"Ini sedikit lagi," kata Timo, kembali melanjutkan tulisannya.
Lala yang duduk di bangku depan melihat ke buku Timo. "Wah, tulisanmu rapi juga, Tim. Padahal kamu anak cowok," katanya kagum.
"Aku diajari ibu sejak PAUD," kata Timo sambil terus menulis.
Janu menggeser bangku dan duduk. Dikeluarkannya buku PR dari dalam tas. "Aku sudah buat dari kemarin," katanya sambil membuka buku tulis.
"Coba kubaca ceritamu," kata Lala berusaha merebut buku itu. Ia pun duduk di bangku dan mulai membaca. "Wah, asyik. Kamu pergi memancing hari Minggu kemarin, ya?"
"Iya. Aku dapat ikan gabus agak besar. Papaku dapat banyak. Sampai di rumah langsung dibersihkan ibu, digoreng. Enak banget, La," tutur Janu penuh semangat. Matanya berbinar gembira.
Adinda teman sebangku Lala datang. Ia menaruh tas di laci dan duduk. "Kalian sedang membicarakan apa?" tanyanya ingin tahu.
"PR Bu Desi," jawab Lala. "Kamu sudah buat, Din?"
"Oh, itu. Sudah, dong," katanya santai.
"Coba kulihat," kata Lala sambil mengembalikan buku Janu ke mejanya.
"Enggak, lah. Aku malu," ujar Adinda berbalik. Ia menatap lurus ke papan tulis.
"Aku janji nggak akan ketawa. Benaran, deh," bujuk Lala. "Ayolah, Adin ...."
"Oke, tapi jangan ngomong-ngomong, ya?"
"Iya," sahut Lala serius.
Adinda mengeluarkan buku PR dan memberikannya pada Lala. Ia bergeser dan memperhatikan Timo yang masih menulis.
Lala segera membuka buku tulis itu. Dahinya berkerut saat membaca.
"Din, ini sepertinya bukan tulisanmu," kata Lala heran.