Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Spammer - Bab 1

1 Juni 2012   10:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:31 83 0
Tersebab apa pun waktu tak mungkin melambat dan itu membuat jantung Aven Dogoan ingin melompat saat menyadari satu jam telah berlalu dan dari pintu ruang kerjanya menghambur suara ketukan.

Pintu kayu berwarna coklat muda itu merupakan gerbang pertahanan terakhirnya. Jika gerbang itu bergerak membuka, itu berarti dia harus menghadapi langsung si marabahaya.

Aven belum sempat berkata sepatah pun ketika dari pintu itu muncul lima orang. Untungnya ia sempat menjauhkan tangan kanannya—yang sedikit bergetar—dari meja agar terhindar dari tatapan sinar-x para tamu itu.

Rombongan itu seragam memakai rompi berwarna krem dan itu membuat Aven merasa sulit bernapas. Meski tak punya fobia warna, Aven merasa debaran di dadanya mengila. Ia seolah sedang dibawa berputar oleh rolercoster sehingga tangan kanannya bergetar lebih dahsyat, untungnya secara refleks ia berhasil memegang vibrator-daging itu dengan tangan kirinya.

Seorang pria—yang tampaknya pimpinan rombongan itu—melangkah mantap menghampiri meja Aven. Pria itu bertubuh tegap dan rambutnya yang sedikit memutih dipotong pendek rapi. Ia menyodorkan senyum yang sangat ramah namun matanya yang sipit memancarkan hawa malam berangin di gurun Gobi.

“Selamat pagi, Pak Aven,“ kata lelaki itu sambil membetulkan lipatan amplop putih yang ada di tangannya. “Saya Priatna. KPK. Kami akan memeriksa kantor ini. Ini surat perintahnya, silakan!”
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun