Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

"Puisi untuk Bapak"

5 Februari 2010   16:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:04 237 0
Pandang memagut sejuta bayang haru Hatiku menjerit mendengar tangisanmu Selaksa kabut bergayut dikelopak matamu Sejuta rasa berbaur tanpa irama tanpa nada, sendu Tabah, sabar, sedih, haru, berbaur menyatu Nak, ia telah pergi ke pangkuan Ilahi… Tak kembali walau tuk sekali Ia telah tiada tapi usah kau lara Sedu sedanmu hanya kan sia-sia Tak cukup kata tuk buatnya kembali ada Kokoh tubuhnya berganti, ringkih dimakan usia Hitam rambutnya berbaur uban menyela Sinar matanya tetap tajam walau kian redup Semua demi kita,… ya, demi kita, agar tetap bertahan hidup Empat belas tahun berselang Empat belas tahun yang tak mungkin diulang Empat belas tahun ia terbaring menyisakan belulang Empat belasia pergi tanpa pernah melihatmu pulang Ia tiada namun semangatnya tetap menyala didada pergi namun mimpi-mimpinya selalu menyertai ms.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun