5 Februari 2010 16:21Diperbarui: 26 Juni 2015 18:042370
Pandang memagut sejuta bayang haru Hatiku menjerit mendengar tangisanmu Selaksa kabut bergayut dikelopak matamu Sejuta rasa berbaur tanpa irama tanpa nada, sendu Tabah, sabar, sedih, haru, berbaur menyatuNak, ia telah pergi ke pangkuan Ilahi… Tak kembali walau tuk sekali Ia telah tiada tapi usah kau lara Sedu sedanmu hanya kan sia-sia Tak cukup kata tuk buatnya kembali adaKokoh tubuhnya berganti, ringkih dimakan usia Hitam rambutnya berbaur uban menyela Sinar matanya tetap tajam walau kian redup Semua demi kita,… ya, demi kita, agar tetap bertahan hidupEmpat belas tahun berselang Empat belas tahun yang tak mungkin diulang Empat belas tahun ia terbaring menyisakan belulang Empat belasia pergi tanpa pernah melihatmu pulangIa tiada namun semangatnya tetap menyala didada pergi namun mimpi-mimpinya selalu menyertai ms.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.