Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Artikel Utama

Mengobati Tumor dengan Menyewa Kartu Jamkesmas Orang

28 September 2011   01:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:33 917 1
SINDANG JAYA - Sugandi, 43 th,  mencoba tersenyum lepas, meski di lehernya ada ganjalan karena sakit yang dideritanya. Ia pun melihatkan mimik muka yang senang kendatipun  wajahnya terlihat pucat. Ia didapati sedang tersandar di dinding rumahnya. Lehernya yang bengkak dibalut dengan sobekan kain sarung.  Agaknya sobekan sarung itu sengaja ia pasang, agar cairan yang menetes dari letusan bengkak itu tidak langsung menerpa bajunya. Kepalanya pun diikat dengan kain yang sama. Ia mengaku merasa pusing, bahkan rasa itu sudah bergelayut dengannya sejak 2 tahun yang lalu, berbarengan dengan membesarnya bengkak di lehernya. Untuk menghilangkan rasa pusing Ia mencoba mengusirnya dengan obat sakit kepala yang dibelinya di warung terdekat. "Meskipun tidak menyembuhkan total, tapi obat dari warung ini lumayan menolong, habis saya tidak punya uang untuk berobat ke rumah sakit," ujarnya kepada Tim Darurat Kesehatan Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa (LKC-DD) ketika datang untuk mengevakuasinya ke klinik di Ciputat, beberapa hari lalu. Ia sudah mencoba mengobati penyakitnya itu ke Puskesmas yang kemudian di rujuk ke RSUD Tangerang dua tahun yang lalu. Dari RSUD Tangerang ia dirujuk ke RSCM, karena kehabisan biaya akhirnya pengobatan terhenti sampai di RSUD Tangerang. Sugandi kembali pulang ke rumahnya di Kampung Etek Pabuaran, Sindang Asih, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang. Di sanalah ia menghitung nasibnya. Rumahnya jauh dari pusat keramaian, ia berada di tengah-tengah area persawahan. Untuk masuk ke sana, harus melewati jalan yang hanya bisa dilewati satu mobil roda 4 dan tidak bisa berpapasan. Kalau ada yang punya niat sama melewati jalur itu, tapi berhadapan arah, harus mengalah salahsatunya. Dan dari jalan raya ke rumah Sugandi berjarak 400 meter. Jalan raya itu pun meski agak lebar tapi nasibnya tidak jauh beda dengan jalan ke rumah Sugandi, banyak lubang menganga di jalanan. Di kawasan itulah Sugandi menikmati  rasa sakitnya dengan mencoba mengatasi semampunya. Tapi penyakit itu tak kunjung hilang bahkan setahun belakangan rasa sakitnya mulai tak tertahankan. Seakan ada yang menyayat-nyayat dagingnya dari dalam. Ia pasrah menunggu 'dewa penyelamat' datang. Beruntunglah Sugandi punya saudara di Kedaung Ciputat, yang sudah kenal dengan LKC-DD. Ketika silaturrahmi lebaran Idul Fitri 1432 H, saudaranya itu menceritakan info tentang LKC-DD ke Sugandi. Isterinya Hj. Marni, 40 th, segera mendaftarkan suaminya ke LKC-DD (20/9), karena kondisinya darurat, Sugandi langsung disurvey esok harinya. Ketika ditanya tentang riwayat penyakit suaminya oleh tim LKC-DD, Marni menceritakan,  dulu suaminya  berobat menggunakan  kartu Jamkesmas orang lain dengan menyewa Rp400 ribu. Meski itu ia akui salah, tapi karena memang tidak punya uang lebih ia terpaksa menggunakannya. Waktu itu ia membayangkan akan menghabiskan dana jutaan rupiah, sehingga ia berani bayar  sebanyak itu. Ketika ia  harus dirujuk ke RSCM ternyata yang punya kartu meminta bayaran tambahan, sehingga ia tidak mampu lagi membayarnya. Berobat pun menjadi terhenti sampai di situ. "Sementara untuk mengurus atas nama sendiri kartu Jamkesmas  membutuhkan waktu yang lama dan harus bayar uang pelicin sana-sini. Belum ongkos jalannya. Akhirnya kami pasrah," tutur Marni dengan meneteskan air mata. Sehari-hari Marni hanya berpropesi menjadi pemulung dan terkadang mencuci plastik bekas. Setelah banyak baru di jual ke pengumpul. Ia hanya mendapat uang sekitar Rp15.000 s.d Rp30.000 per hari. Itupun sudah dibantu oleh anak pertamanya Syamsul Aripin,  20 th. Sementara suaminya sejak sudah 2 tahun tidak berkerja karena sakit. Sementara  3 anak lainnya  masih duduk di bangku sekolah. Bahkan Marni pernah menjadi pembantu di Arab Saudi selama 1 tahun untuk berusaha merubah nasibnya. Selain hanya naik haji karena mendampingi majikannya, Marni belumlah berhasil mengumpulkan devisa untuk perekonomian rumah tangganya. Karena suaminya sakit ia harus rela kembali pulang mengurusi keluarganya. Sementara sawah-sawah yang ada di sekitar rumahnya tidak bisa digarap karena kering-kerontang didera panas berkepanjangan. Kini Marni didampingi LKC-DD harus memulai dari nol mengurus administrasi untuk kebutuhan rujukan suaminya ke RSCM, agar tumor nasofaring di leher Sugandi segera dapat tertangani dan tak menyewa kartu Jamkesmas orang lagi. *

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun