[caption id="" align="alignleft" width="285" caption="Dora Pasien Keringat Darah (foto Detik.Com)"][/caption]
CIPUTAT- Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC-DD) akan mendampingi perawatan pasien Dora Indrayanti Tri Murni, 25, gadis penderita penyakit langka, keringat darah yang ke luar dari pori-pori kepala. Ia dirujuk untuk perawatan lebih lanjut ke RSCM Jakarta dari RS M Jamil Padang. Mahasiswi Semester VI Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta (UBH) Padang telah dua minggu dirawat RS M. Jamil Padang karena darah segar yang selalu keluar di pori-pori kepalanya. Kondisi demikian telah dua tahun dialaminya. Namun, selama ini dia tetap tangguh dalam menjalani aktivitas seperti biasa. Kuliah dan bekerja diparuh waktu. Orang tuanya tak lagi bersamanya, sehingga beban biaya kedua adiknya, menjadi tanggungannya. Ibunya meninggal lima tahun yang lalu, sedangkan Ayahnya telah menikahi perempuan lain dan hidup di Kota Dumai, Riau sejak 5 tahun yang lalu. Dora sendiri bersama dua adiknya menetap di rumah kontrakan di Gadut, Padang.. Ayahnya bernama Indra, mantan anggota TNI. Saat tugas di Medan pada 2004, dia mengundurkan diri dari kesatuan. Setahun setelah itu, dia juga menerima kenyataan pahit, istri meninggal karena penyakit yang konon katanya akibat disantet. Sehabis tamat SMA tahun 2004, dia mulai melepaskan diri dari kungkungan keluarga menuju kemandirian.Pascakematian Ibunya, dan bapaknya menikah lagi, Dora memilih untuk membanting hidup di Kota Padang. Dia sadar menjadi anak pertama adalah amanah, apalagi selepas orangtuanya tak lagi bersamanya. Makanya, dia mengajak kedua adiknya, Dosi, 22, dan Doni, 16 untuk tinggal bersamanya. Segudang beban enam tahun terakhir ini dilakoni dengan bekerja serabutan seperti, buruh bangunan, satpam di PLTG Pauh, tukang ojek, dan cleaning service di PLTG Pauh. "Asal halal. Dan sejak 2006, saya hanya tidur dua jam sehari," ujar Dora seperti dikutip dari Media Indonesia. Meski demikian, dia tetap menyimpan hasrat besar untuk menjadi seorang pengacara. Maka, tahun 2008, Dora mendaftarkan diri menjadi mahasiswa Fakultas Hukum UBH. Kuliah di perguruan tinggi swasta jelas biaya pasti besar. Hal inilah yang menyulut Dora untuk bekerja lebih keras. Tapi cita-citanya menjadi sedikit ganjalan karena penyakitnya, Dora terbaring lemas di RS M Djamil. Untuk mempercepat masa penyembuhannya, pihak rumah sakit pun telah mengirim sampel darahnya ke Jakarta untuk menjalani tes Antinuclear Antibody (ANA). Setelah mendapat hasil dari RSCM Jakarta, akhirnya diputuskan Pihak RS M Jamil Padang merujuk Dora ke RSCM Jakarta. Untuk perawatan Dora ke Jakarta, dipercayakan kepada Dompet Dhuafa Singgalang Padang untuk mengurusnya. "Dompet Dhuafa Singgalang pun berkoordinasi dengan LKC Dompet Dhuafa dan Dompet Dhuafa Pusat guna mendampingi perawatan Dora selama di Jakarta," kata Musfi Yendra, Branch Manager Dompet Dhuafa Singgalang Padang. Dora diberangkatkan dari Bandara Minangkabau Padang dengan pesawat Lion, 8.40 WIB didamping Humas RS M. Jamil, dr. Rudi dan Perawat Alfitri dan sesampai di Bandara Soeta di Jakarta, Dora bersama rombongan akan diangkut Ambulance LKC Dompet Dhuafa menuju RSCM.
KEMBALI KE ARTIKEL