Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerita Pemilih Pilihan

Melihat Lebih Dekat Proses Pemilu Kemarin di Kampung Saya

28 November 2024   23:24 Diperbarui: 28 November 2024   23:51 58 3
Pemilu serentak kemarin, diikuti pula di daerah saya. Pilbut dan pilgub di kampung saya, rabu, 27 November 2024 berjalan lancar. Nyaris tak ada aral melintang dari awal sampai siang. Kesalahan muncul justeru saat penghitungan suara bupati, direncanakan rampung sekitar pukul 17.00 menjadi pukul 22.00 WIB.

Hal itu terjadi karena ada suraat suara yang tak sinkron dengan daftar hadir peserta pemilu. Katanya, ada tiga suara suara lebih. Kabarnya, itu kelengahan petugas saja. Maklum, dari beberapa tugas yang ada memang di isi oleh orang-orang baru secara penghalaman.

Saya melihatnya, bagus untuk kaderisasi. Anak muda-mudi diberi ruang untuk mengeksplorasi melek dan aktif di kegiatan politik. Tanpa kita tahu pemilu kemarin itu bagian dari proses politik di negeri tercinta yang berjalan. Biasanya diisi oleh wajah-wajah biasa yang menghiasai estafet kegiatan pemilu.

Namun karena banyak hijau itu dikhawatirkan terjadi kecerobohan (walau pun gak terjadi), itu yang cukup jadi perhatian dari pemantau pemilu juga para saksi yang jeli.

Adik saya misalnya, yang menjadi petugas survey-- pemantau dari media lokal, agak greget karena penghitungan agak molor. Ia harus menunggu, ketika di TPS lain sudah rampung di kampunnya belum juga. Hal itu dirasakan oleh pendukung salah satu calon yang saya temui, ia agak gemas karena bola-balik ke TPS penghitunghan suara bupati belum rampung pula.

Lepas dari itu, semua berjalan lancar. Minim konflik alhamdulillah. Pemilu tahun ini memang agak adem di banding tahun lalu. Money politic pun terlihat tak ada gejolak, entah memang tak ada atau mungkin semaput pergerakannya.

Ke rumah saya memang ada simpatisan calon yang mengimingi money itu, tapi saya tolak dengan halus. Bukan tak butuh uangnya tapi kami sekeluarga ingin memilih berangkat dari hati nurani. Siapaun yang kami pilih berangkat dari pilihan kami bukan desakan pihak mana pun.

Ada pula yang memberi sembako dengan membayar lima ribu rupiah dari simpatisan lain. Pas Emak lapor ke saya, saya jujur heran, kok harus bayar. Dalam hati berujar, ada-ada saja nih orang. Haha. Katanya sembako gratis tapi diminta hibah lima ribu, kelucuan apa lagi ini? Wkwkwwk.

Ada pula yang berbincang ke saya pergerakan paslon lain kurang leluasa karena banyak pasukan intel tersebar, kalau ceroboh bisa tertangkap basah melakukan pelanggaran pemilu. Herannya, untuk penerus incumbent sendiri leluasa bergerak. Gak adil, sporadis banget katanya.

Saya gak tahu, katakan benar, itu potret politik yang sering terjadi bukan. Upaya-upaya kotor jamak terjadi, banyak yang tahu tak bisa apa-apa. Sebab kalau ada yang vokal bersuara, suara itu bakal jadi pukulan telak untuk dirinya sendiri. Hiks!

Kalau pun tidak, politik kan seni. Siapa yang pintar memainkan peran maka ia yang bakal mendapat amunisi. Bisa kemenangan pun kekalahan. Tergantung dari sisi mana sumber daya itu digunakan.

Suara yang masuk real count, memang masih mengunggulkan Andra Soni-Dimyati untuk calon gubernur dan cawagub. Sedangkan untuk calon bupati dan cawabut masih mengunggulkan Dewi-Iing di Pandeglang. Kabar ini pasti membuat ceria yang merasa sudah memang dan cukup kecewa yang kalah, ya walau sifatnya sementara.

Kenyataan ini menjadi bukti trah Prabowo dan gerindra-nya memang lagi naik panggung di lintas nasional berefek pada daerah. Dengan kemenangan kadernya hal itu sinyal positif menggenjot program hulu sampai hilirisasi yang renacakan di pemerintahan beliau.

Bagaimana pun dengan kader terpilih lebih mudah diajak ngobrol daripada kader lain yang kadang selalu berbeda suara. Pribahasa bilang, kalau ada yang dekat kenapa cari yang jauh.  Barangkali itu alasan kita lebih mendahulukan orang terdekat di beri kursi daripada yang lain, yang seperti apa loyalitasnya.

Sebagai warga Pandeglang, saya berharap, agar yang terpilih nanti agak konsen membangun daerahnya. Baik sektor pariwisata, pertanian dan terpentung pendidikan, baik formal dan non formal. Gerakan melek literasi  di masyarakat sepantasnya jadi perhatian, karena daerah yang maju di mana kesadaran masyarakatnya tinggi penghargaannya pada ilmu.

Demikianlah catatan pemilu yang sempat saya rekam kemarin, semoga pemimpin yang baru bisa mengemban amanah dengan baik, benar dan terarah pada cita-cita bangsa. Wallahu'alam. (***)

Pandeglang, 28 November 2024.  23.07

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun