Apa sih yang diperjuangkan kawan-kawan kita itu? Rela panas-panasan. Desak-desakan. Bersuara, yang kadang terkena ancaman kalau terlalu over. Rawan ricuh karena ada provokasi. Seperti kemarin, tak sedikit kawan-kawan itu yang terluka. Mungkin pula, dari aparat yang kebagian tugas di lapangan pun sama, yang terluka ada. Cuma tak sama.
Bedanya, kalau mahasiswa dan pelajar terluka maka mengambil biaya dari uang saku dan tak ada jaminan apa-apa dari negara. Katakan mereka gugur, ya sudah gugur aja. Tak ada jaminan apa-apa. Tak ada perlindungan.
Sedangkan teman-teman dari polisi maka punya jaminan dari negara. Kalau terluka, tak harus mengambil dari saku. Singkatnya, punya perlindungan. Di sini resikonya berbeda. Namun karena berangkat dari niat teguh, resiko itu pun tak indahkan.
Sudah nyata, gerakan kawan-kawan itu bukan untuk melawan aparat hukum. Apa yang mau di lawan, wong sipil yang secara aturan tak boleh dan tak punya wewenang apa-apa dengan senjata tajam. Alatnya apa? Suara! Langkah mereka, ya nyata, bersuara untuk menyuarakan jerit aspirasi rakyat. Mereka di antara kepanjangan lidah rakyat.