Masalah atau persoalan (problem) selalu menjadi bagian dari setiap sisi kehidupan manusia. Masalah menyebabkan sosial dan masyarakat menjadi dinamis, namun demikian masalah yang tidak dapat di atasi akan menjadi bahaya laten dalam kehidupan sosial. Salah satu contoh bahaya laten dari secangkir kopi adalah berkaitan dengan kopi luwak. Ketika kopi luwak menjadi bernilai tinggi, petani kopi mulai mengeksploitasi luwak (binatang musang) untuk menghasilkan kopi luwak dengan mengkarangkeng musang dan memberinya makan buah kopi dan menghasilkan secara massal kopi luwak melalui tahi musang secara illegal, dan bahkan menipu pelanggan disebabkan biji kopi dari tahi musang yang secara terpaksa menghasilkan mutu rendah. Tidak itu saja masalah yang berkaitan dengan secangkir kopi (http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/03/secangkir-kopi-penelitian-607495.html), yang memerlukan penelitian mendalam tentang kopi. Masalah demi masalah mungkin dapat diungkapkan secara ilmiah, mulai dari cara membancuh sampai kepada takaran campuran, atau cara menyajikan secangkir kopi.
Kopi selalu berwarna hitam, kadangkala oleh sebab campuran atau melaui pengolahan, kopi berwarna lain: abu-abu, coklat atau dikenali dengan kopi putih. Warna adalah petunjuk, tapi juga secara fisika warna adalah perwakilan frekuensi atau gelombang cahaya tertentu. Aroma yang diterima oleh hidung juga tidak lain adalah frekuensi yang hadir di udara dan dikenali oleh alat penghidu sebagai kopi, demikian juga dengan rasa pahit khusus dari kopi yang membedakannya dengan lain disebabkan oleh hadirnya gelombang yang berbeda pada alat perasa disebabkan oleh frekuensi. Dalam hal lain, campuran secangkir kopi yang berbeda menyebabkan adanya rumusan kimia berbeda dalam adonan secangkir kopi, demikian juga pengaruh secara kimia bancuhan kopi dan lama kopi setelah dibancuh, seperti halnya permentasi yang dilakukan oleh luwak terhadap biji kopi menjadi berbeda jauh antara musang yang dikarangkeng dan musang yang bebas di alam (satu lingkungan terbuka). Perbedaan antara semua itu jelas dalam secangkir kopi yang berbeda dengan bahan yang berbeda.
Berbeda dengan masalah saja, rumusan masalah dalam penelitian atau frasa lain yang berkaitan dengan masalah yaitu pernyataan masalah (problem statement) yang menjadi bagian penting dari satu judul penelitian (http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/10/secangkir-kopi-topik-dan-judul-penelitian-609272.html) dan tersulit untuk diwacanakan. Banyak ulasan yang diberikan oleh pakar terhadap proposal penelitian menitik beratkan pentingnya pernyataan masalah, tetapi sebagian besar di antara mereka juga tidak memahami dengan benar apa yang dimaksud dengan rumusan masalah atau pernyataan masalah.
Satu pernyataan (statement) adalah kalimat yang secara logika bernilai salah atau benar. Jadi pernyataan masalah juga akan berkaitan dengan kalimat dengan nilai kemungkinan (salah satu dari) benar atau salah yang ingin dibuktikan dalam penelitian, bukan kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban, tapi tidak perlu benar atau salah. Mungkin perlu diingatkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang benar atau terbukti, apakah itu sains atau teknologi, dan penelitian berfungsi untuk memperoleh atau mengungkapkan pengetahuan baru dan mengembangkannya. Segala sesuatu yang salah tidak dapat dijadikan sains, atau tidak dapat diterapkan sebagai teknologi yang mensejahterakan masyarakat, kecuali sebagai panduan bahwa hal itu tidak perlu dilakukan atau harus dihindari (bersifat pengalaman). Istilah rumusan atau perumusan yang digandengkan dengan masalah, memberikan gambaran bahwa susunan kalimat yang dibangun dari beragam perkataan bersifat argumentatif seperti halnya sebuah rumus yang tersusun atas peubah terikat dan satu atau lebih peubah bebas (di atas bukti-bukti yang jelas). Rumusan masalah adalah kumpulan kata yang memenuhi tata bahasa, logis, dan mempunyai dasar teoritis merangkumi ide, konsep, gagasan, dan persoalan. Secara umum, satu pernyataan masalah dirumuskan berdasarkan apa adanya (apa yang terkini ada) tentang sesuatu domain atau objek penelitian dan apa yang seharusnya ada. Antara kondisi terkini dan apa yang seharusnya menjadi jurang antara pemisah menimbulkan persoalan mengenai objek penelitian itu. Tentunya rumusan masalah mengungkapkan kondisi ini dalam pernyataan yang kemudian harus dibuktikan dengan berbagai cara atau melibatkan metode penelitian tertentu.
Secara konseptual, satu penelitian mungkin ingin mengungkapkan kewujudan sesuatu, menguraikan karakteristiknya, menentukan hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnnya, mencari kemungkinan perubahan / aturan yang berlaku atau hal-hal lain yang dimungkinkan atau dapat diamati dari perilaku objek yang diteliti. Oleh karena itu, pernyataan masalah mengandungi hal-hal yang akan diungkapkan tentang sesuatu / objek seperti keberadaan, karakteristik, kemungkinan hubungan, dan sebagainya. Setengah jalan penelitian sebenarnya sudah dipandang selesai apabila rumusan masalah sudah secara riil wujud atau dapat diungkapkan dalam susunan kalimat argumentatif.
Mahyuddin K. M. Nasution
http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/10/secangkir-kopi-latar-belakang-penelitian-609274.html