Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Jangan Bunuh Anakku di Rumahku Sendiri

6 Desember 2011   05:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:46 304 1

“ Piye si kecil bu, masih anget badannya?” “gimana bu, si kecil masih hangat badannya?” tanyaku pada Ratih, Istriku. Seingatku Ratih tak pernah mengeluh sedikitpun tentang nasib yang kami alami. Setidaknya di depanku. Kalaupun dia mengeluh aku sangat memaklumi. Sejak kami menikah 5 tahun yang lalu aku belum bisa membahagiakannya. Dua tahun setelah kami menikah, tepatnya ketika anak pertama kami, Tegar, berumur satu tahun, kami resmi menggelandang dari satu emperan toko ke emperan toko yang lain. Penghasilanku tak cukup untuk menyewa kamar yang paling sempit sekalipun. Dulu waktu Ratih masih bisa jadi pemulung sehari penuh, penghasilan kami berdua cukup untuk menyewa sebuah kamar. Meski sangat sempit tapi setidaknya lebih baik dari keadaan kami sekarang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun