Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Kasih Sayang Mamah

11 Oktober 2022   19:00 Diperbarui: 11 Oktober 2022   18:59 80 0
Pagi menjelang siang tepatnya pukul 11 seorang anak berlari-lari menuju rumahnya, anak kecil yang lucu berusia enam tahun sepulang dari Taman Kanak-Kanak mengetuk pintu keras. "Ayah.. Ayah..  Assalamualaikum..  Ayah..!!"  Diketuknya kembali pintunya sambil mengintip dari jendela depan teras rumah, anak polos berjilbab pink itu celingukan ke sana ke mari. Dia lah Syifa, gadis kecil yang ceriwis, bawel dan ngangenin. Wajahnya yang imut gemesin segera memeluk lelaki di hadapannya saat pintunya terbuka.
 "Waalaikumussalam cantik " lelaki itu membalas pelukan Syifa " Ada apa sayang?"Syifa melepaskan pelukannya seraya berkata " Ayah.. sebentar lagi Syifa kan ulang tahun, Ayah ingat gak?" sambil menatap lelaki di hadapannya. Ayah Syifa tersenyum " Tentu ingat dong sayang, 25 Mei kan? Syifa mengangguk pelan. " Ayah ... , Hari ini Salma ulang tahun Yah... Salma bagi-bagi makanan dan minuman buat teman-teman di kelas. Syifa ingin ketika ulang tahun berbagi juga Yah.. Boleh ya Yah?? Syifa bertanya sambil merengek. Tangannya yang mungil menarik- narik lengan Ayahnya.
Ayah Syifa menatap wajah anaknya, tatapannya iba pada anak keduanya itu. Berkaca-kaca matanya kemudian menunduk. Sudah hampir dua bulan Ayah Syifa menganggur akibat di PHK dari perusahaan tempat ia bekerja. Sejenak ia menarik nafasnya seraya berkata dengan nada berat,"Iya., Sayang  Insya Allah_ ayah izinkan, tapi Syifa harus rajin belajar, rajin mengaji, dan salatnya tidak boleh dilupakan, serta harus rajin membantu Mamah dan Ayah." Syifa mengangguk " Iya Ayah, Syifa berjanji" sambil berlari senang menuju kamar tidurnya.
Di kamar ukuran 2 x 3 itu, Ayah Syifa berbaring sambil berpikir keras. Sesekali ia berdiri, kemudian duduk kembali lalu mundar mandir . Dahinya berkerut, kembali ia berbaring dan menatap kosong langit-langit kamar. Sekiranya aku masih bekerja, mungkin tak serumit ini. Pikirnya dalam hati.Dua bulan berlalu selepas di PHK , Ayah Syifa sudah mencoba melamar pekerjaan. Hasilnya masih nihil. Mau usaha pun modal tak punya. Mamanya Syifa mengetuk kamar sambil mengucap salam lalu masuk ke kamar, Ayah Syifa masih berbaring. "Kamu sudah makan?" tanya Mama Syifa sambil duduk di dekat Ayah Syifa. "Aku lagi gak nafsu Mah..." Mama Syifa mengerti, pasti ada yang di pikirkan.  Tidak bukan pasti memikirkan anaknya Syifa, Ayahnya teramat sayang padanya. " Yah... sudah jangan terlalu di pikirkan, Nanti juga ada jalan keluarnya. Sekarang kamu makan dulu sana, nanti kamu sakit" di raihnya tangan seraya mengajaknya ke ruang makan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun