Kutelusuri trotoar siang itu. Teriknya matahari tak kuhiraukan. Uang di saku tersisa lima ribu. Map berisi berkas lamaran masih kupegang. Terlihat sudah lusuh. Aku berteduh di bawah pohon. Kusandarkan badanku melepaskan penat seharian. Â Masih terngiang-ngiang perkataan isteriku yang mengeluh belanja dapur, uang anak sekolah, bayar uang kontrakan, susu anak, dan lain-lain.
KEMBALI KE ARTIKEL