Lingkungan dalam pengertian umum berarti situasi di sekitar kita. Dalam dunia pendidikan, arti lingkungan itu luas sekali, yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri anak dalam alam semesta ini. Lingkungan ini mengitari manusia sejak manusia dilahirkan sampai meninggal. Antara lingkungan dan manusia terdapat pengaruh timbal balik, artinya lingkungan mempengaruhi manusia, dan manusia juga mempengaruhi lingkungan di sekitarnya.
Ki Hajar Dewantara, membedakan lingkungan pendidikan menjadi 3 yang terkenal dengan nama Tri Pusat Pendidikan, yaitu:
1. Keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Mengapa? Karena, pertama; keluarga lazimnya merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada anak. Kedua, sebagian besar waktu anak lazimnya dihabiskan di lingkungan keluarga. Ketiga, karakteristik hubungan orangtua-anak berbeda dari hubungan anak dengan pihak yang lainnya (guru, teman, dsb). Kepada orangtua, di samping anak memiliki ketergantungan materi, ia juga memiliki ikatan psikologis tertentu yang sejak dalam kandungan sudah dibangun melalui jalinan kasih sayang dan pengaruh-pengaruh normatif tertentu. Keempat, interaksi kehidupan orangtua-anak di rumah bersifat asli, seadanya, dan tidak dibuat-buat.
Pembentukan perilaku, sikap, kebiasaan, penanaman nilai, dan perilaku-perilaku sejenisnya, lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh yang sangat dominan, dapat memberikan pengaruh kuat dan sifatnya langsung. Seiring dengan perubahan yang dialami anak usia sekolah, pola dan bentuk hubungan orangtua-anak mengalami perubahan. Perlakuan orangtua lazimnya semakin memberi kesempatan kepada anak untuk berbuat secara lebih mandiri.
Gaya pengasuhan orang tua juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Dalam era modern seperti sekarang ini banyak ditemukan berbagai macam pengasuhan. Namun, secara garis besar gaya pengasuhan orang tua terhadap anaknya dibedakan menjadi 3, yaitu: pertama; gaya otoriter. Gaya pengasuhan ini didominasi oleh orangtua. Anak tidak diakui secara pribadi. Orang tua terlalu mengekang anak dan tidak memberi kebebasan pada anak untuk berpendapat. Kedua; gaya permissif. Gaya pengasuhan ini adalah lawan dari otoriter. Anak sangat mendominasi. Orang tua memberi kebebasan pada anak secara berlebihan, sehingga anak merasa palong berkuasa dalam keluarga. Ketiga; gaya demokrasi. Diantara gaya-gaya pengasuhan yang ada, gaya demokrasi adalah gaya yang paling bijaksana. Anak diberi hak untuk bersuara. Mereka diberi kebebasan untuk bereksplorasi, namun orang tua selalu membimbing dan mengawasi anak.
2. Sekolah
Sejak lama, sekolah telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak. Selama kurang lebih lima sampai enam jam pada hampir setiap hari, umumnya anak-anak berada di sekolah. Karena itu, disamping keluarga, sekolah memiliki peran yang sangat berarti bagi perkembangan anak. Luasnya lautan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek kehidupan manusia semakin mengukuhkan keterbatasan orang tua dalam mendidik anaknya. Berubahnya pola kehidupan dan tuntutan dunia kerja yang semakin menyita waktu orang tua juga merupakan faktor lain yang mendorong semakin perlunya pihak keluarga terhadap sekolah.
Guru memegang peranan yang sangat sentral dalam menciptakan suasana sekolah. Ia merupakan figur utama bagi anak-anak di sekolah. Karena itu, bukan saja cara dan kemampuan guru dalam mengajar yang akan mempengaruhi perilaku dan perkembangan anak, melainkan keseluruhan pribadi dan penampilan guru.
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka disamping kelurga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak.
3. Masyarakat
Masyarakat tempat anak-anak hidup hidup dan bergaul dengan anak-anak dan orang dewasa lainnya juga merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peranan dan pengaruh tertentu dalam pembentukkan kepribadian dan perilaku anak. Pengalaman-pengalaman interaksional anak pada masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam pembentukkan perilaku dan perkembangan pribadi anak.
Jika rumah dan sekolah mengembangkan suatu budaya atau nilai yang relevan dengan apa yang berkembang di masyarakat, maka kecenderungan pengaruhnya akan saling mendukung sehingga peluang pencapaiannya akan sangat besar.
Lalu faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak?
Pertama; teman sebaya. Usia anak-anak memang banyak dihabiskan untuk bermain dengan teman sebayanya, sehingga mau tidak mau teman sebaya juga berpengaruh dalam perkembangan anak. Anak yang bergaul dengan kelompok anak yang baik, mereka juga akan berkembang sebagai anak yang memiliki etika dalam bergaul. Senaliknya, jika mereka bergaul dengan kelompok anak yang salah, mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak ber-etika.
Kedua; keragaman budaya. Bagi perkembangan anak didik keragaman budaya sangat besar pengaruhnya bagi mental dan moral mereka. Ini terbukti dengan sikap dan perilaku anak didik selalu dipengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Pada masa-masa perkembangan, seorang anak didik sangat mudah dipengaruhi oleh budaya-budaya yang berkembang di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah perilaku positif maupun negatif.
Ketiga; media massa. Media massa juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, karena dengan adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah perilaku seseorang ke arah positif dan negatif.