Setelah lulus SMA, saya melanjutkan studi di salah satu universitas yang ada di kota saya.
Benar saja, Allah mempertemukan saya dengan teman-teman yang baik, lingkungan yang shalih, dengan petunjuk Allah, saya pelan-pelan merubah penampilan saya, yang awalnya enggan  menutup aurat secara syar'i, pelan-pelan mulai mencoba hal tersebut, sedikit demi sedikit saya menabung untuk membeli beberapa kaos kaki, handshock, ciput, dan jilbab dengan ukuran syar'i.
Saat lebaran pun, saya mulai membeli pakaian-pakaian syar'i, terkadang godaan juga datang kepada saya, seperti terlihat cantik saat saya mencoba memakai jilbab ukuran minimalis  di rumah. Namun Allah yang mudahkan segalanya.
Lebih dari itu, Allah bukan hanya memberikan teman dan lingkungan yang baik. Tapi Allah juga mempertemukan saya dengan seorang ustadz yang sangat sederhana perawakannya, namun sangat luas ilmu dan kesabarannya. Beliau adalah seorang dosen di kampus saya, pertemuan kami dalam ruangan kampus yang formal hanya satu pekan. Karena beliau bukanlah dosen pada jurusan saya. Tapi lagi-lagi Allah sebaik-baik perencana, kami kemudian dipertemukan lagi dalam kegiatan belajar non formal, kami belajar bahasa Arab dan belajar beberapa kitab kepada beliau.
Semakin hari, saya semakin akrab dengan beliau, beliau mengajak saya dan beberapa teman untuk ikut mentoring setiap pekannya. Alhamdulillah, cakrawala saya semakin hari semakin terbuka, pola pikir yang salah, lambat laun diperbaiki dengan taujih yang beliau sampaikan. Kegiatan mentoring itu membuat saya memahami makna 'Islam' yang sebenarnya, dalam pikiran saya : saya sangat terlambat bertemu dengan beliau, andai saya bertemu beliau sejak saya di SMA, akan lebih cepat perubahan ini terasa.
Beliau memperkenalkan kami dengan Tarbiyah yang kami sebut dengan mentoring. Dalam lingkaran mentoring itu kami belajar tentang Tauhid, kami belajar tentang Islam, kami belajar tentang dakwah Rasulullah. Yang ternyata dakwah itu tidak berakhir di masa itu saja, tetapi kita pada hari ini juga diwajibkan berdakwah.
Beliau tidak meminta imbalan apapun atas jasa yang beliau berikan, beliau tidak meminta balasan atas lelah yang dirasakan. Beliau hanya berpesan, teruskan lah risalah ini kepada yang lain, jadilah orang hebat agar lebih mudah berdakwah dan mengajak orang lain dalam lingkungan ini.
Hari ini, saya mengikuti kajian Tafsir Qs. Yasin, salah satu yang membuat hati saya tenang saat mendengar ayat dan tafsiran :
"Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."
QS. Yasin[36]:21
Demi Allah, beliau benar-benar tidak meminta imbalan apapun atas ilmu yang beliau ajarkan kepada saya.