[caption id="attachment_167254" align="aligncenter" width="500" caption="Pintu Gerbang Kampung Soeharto (dok.Pribadi)"][/caption] Hubungan Indonesia Malaysia sering kali mengalami pasang surut, Ibarat gelombang selat Melaka yang membatasi Semenanjung Malaysia dan pulau Sumatera. Ada kalanya pasang, tapi masih dalam batas kenormalan dan adakalanya juga surut ketika menghadapi kasus-kasus tertentu yang sering mencorakkan hubungan penting dan akrab kedua negara tersebut. Mulai dari kasus perbatasan baik darat maupun lautan sampai kasus masalah tenaga kerja.
Hubungan Indonesia-Malaysia memang sudah terjalin sejak dahulu lagi, jauh sebelum kita lagi mengenal apa itu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam ataupun Filipina. Karena Kolonialisme jualah kita di petak-petakkan. Kemudian gugusan Nusantaradikotak-kotakkan dan di bagi sesama para kolonial. Belanda yang bagiannya paling besardi Nusantara dari Sabang sampai Merauke diberi nama Indonesia, Kemudian Inggris yang mencaplok Semenanjung Asia, Sabah dan serawak di namakan Malaysia dan juga menguasai Temasik kemudian dinamakan Singapura. Sedangkan Sepanyol yang mencaplok kepulauan Sulu, Mindanao dan Luzon memberikan nama Filipina.
Mengapa Di Namakan Kampung Soeharto? Hubungan Indonesia-Malaysia pernah mengalami detik hitampada tahun 1962-1966, yaitu konfrontasiIndonesia-Malaysia. Ketika itu Indonesia masih di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dan Malaysia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Tuanku Abdur Rahman. Pada dasarnya inti dari permasalahan konfrontasi ini adalah kekhawatiran presiden Soekarno terhadap trik dan intrik kolonialisme yang ingin bertapak kembali di gugusan Nusantara.
Maka dari itu ketika Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto dan Malaysia di bawah PM kedua yaitu Tun AbdulRazak telah bersepakat serta berusaha untuk menjalin dan membina kembali hubungan Indonesia-Malaysia ke Arah yang lebih baik.Walaupun sebelumnya juga telah di adakan penanda-tanganan dan kesepatan untuk menghentikan Konfrontasi Malaysia-Indonesia pada tanggal 11 Agustus 1966 di Jakarta. Pada masa itu Malaysia di wakili Tun Abdul Razak (Masih Deputy Perdana Menteri) dan Indonesia Di wakili Adam Malik ( Menteri Luar Negeri).
Untuk merealisasikan kesepakatan tersebut, pada tanggal 18 Maret 1971 Presiden Soeharto dan Menteri Luar negeri Indonesia pada waktu itu yaitu Adam Malik telah melakukankunjungan kenegaraan ke Malaysia. Dalam kunjungan tersebut Presiden soeharto juga mengunjungisebuah kampung yang bernama Felda Sungai Dusun yang terletak di perbatasan antaranegeri selangor dan negeri Perak. Dan untuk memperingati hari yang bersejarah tersebut dan juga untuk menghormati Kunjungan kenegaraan tersebut, maka Pemerintah Malaysia telah merubah nama felda sungai Dusun secara resminya menjadi Felda Soeharto