Dengan gaya pethentengannya, Panjul terlihat seperti sedang berbunga-bunga hatinya. Dijelaskan lebih rinci, Ia berbahagia karena oshimennya – satu-satunya yang Ia idam-idamkan bisa jadi pacarnya, minimal, kelak – berhasil masuk daftar keenam belas member untuk membawakan single terbaru JKT48 nanti.
Teman satu fandom-nya yang bernama Joni melihat raut muka Panjul yang sedang bahagia-bahagianya itu lalu berkata, “Ndak usah terlalu over Kamu, Njul! Aku ndak suka ya!”
Panjul yang sedang cengar-cengir itu cuma membalas perkataan Joni tadi dengan ketawa kecil dan setengah bingung. Ia tak tahu maksud perkataan Joni. “Hlo, gimana sih, Jon?” Joni membalas dengan setengah kesal, “Ndak usah pura-pura ndak tahu Kamu ya, Hlo, Sampeyan kan tahu, tho, oshimenku ini ndak masuk 16 member yang bawain single yang baru. Ya ndak usah terlalu over gitu lah. Mentang-mentang oshimenmu ngikut, apa gimana?”
Dengan wolesnya, Panjul menjawab, “Ya, maksudku bukan gitu, hlo, Jon. Aku cuma mengekspresikan kegembiraanku aja, kok. Ndak lebih.”
“Ah, ndak mungkin. Lagian Kamu juga terlalu over gitu. Kamu semacam ngece Aku gitu, yang oshimennya ndak bisa masuk single.”
Panjul lagi-lagi bingung bukan kepalang mendengarkan perkataan Joni. “Ngece gimana maksudnya, Jon? Hlo, ya, ndak mungkin lah. Lagian Aku masih rispek sama Kamu dan perjuangan oshimenmu itu.”
“Omong kosong. Kamu itu sama sengaknya seperti JOT.”
“Kok jadi melipir-melipir gini ngomongin JOT. Jadi kalau oshimenmu ndak masuk terus nyalahin (Aku dan) JOT, gitu? Kamu hebat, tenan. Ya, JOT memang manajemen, dia yang berhak menentukan siapa-siapa saja member yang bisa bawain single-single JKT48 kecuali kalau event Senbatsu atau Janken. Kalau kamu masih nyalahin JOT ndak adil, ya ndak usah ngidol aja sekalian. Beres.”
“Ah, kamu loyalis JOT ternyata,” Joni masih kesal.
“Aku cuma mengapresiasi kerja JOT saja, kok. Mereka hebat bisa memilih 16 member saja – dari bejibun member yang ada – yang dikiranya bisa membawakan sebuah single untuk membawa nama baik JKT48 itu sendiri. Ya sama kayak gebetanmu.”
“Hlo, kok jadi ngomongin gebetan,” Joni bingung.
“Hla, iya, JOT itu konsisten sama seperti gebetanmu itu. Berani mengambil keputusan yang bisa membuat Ia dibenci sama mereka yang terlalu berharap kepada dirinya. Gebetanmu itu konsisten mengambil keputusan untuk menolak mentah-mentah Kamu meskipun nantinya Ia pasti dibenci sama Kamu sendiri.”
Dengan muka kesal, Joni cuma bisa membalas, ‘Wah, jancuuuk tenan kowe, Njul!”
======
Catatan: Tulisan ini pertama kali terbit di wotsrock, 8 Maret 2015.
