Berbagai issue politik terkait pasangan Capres dan Cawapres kian ramai berseliweran di media massa dan media sosial. Masing-masing pendukungnya saling serang dan perang kata-kata menyoroti segala hal terkait lawan politiknya bahkan tidak lagi berkisar tentang program yang akan dijalankan tetapi mulai menyerang masalah pribadi yang kurang elok bagi kita bangsa ketimuran.
Segala kampanye hitam hingga yang masuk kategori hoaks seakan menjadi makanan sehari-hari yang jika dibiarkan bisa memicu perpecahan di kalangan anak bangsa. Yang membuat kontraproduktif dengan keinginan membangun peradaban dan mewujudkan cita-cita luhur bangsa ini.
Media massa seolah kehilangan sensitivitasnya terhadap berita lain yang sebenarnya cukup penting menjadi topik pembicaraan. Seakan menjadi cerminan minat publik yang juga kehilangan sensitivitasnya terhadap masalah-masalah sosial lainnya.
Setelah berbagai bencana alam yang terjadi di tahun 2018 kemarin dimana gempa bumi dan tsunami memporak porandakan keindahan alam dan ketentraman nusantara hingga mengguncang perhatian publik dunia. Rasanya sedikit sekali informasi yang bisa di dapat mengenai nasib saudara-saudara kita yang terkena bencana saat ini.
Berdasarkan data terakhir yang di himpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada evakuasi terakhir saat bencana di Sulawesi Tengah terdapat korban meninggal 2.101 orang, korban hilang 1.373 orang, luka berat 2.549 orang, korban ringan 8.130 orang serta terdapat 206.219 orang pengungsi dan 1.724 bangunan sekolah yang hancur.