Setiap menuliskan wacana, "rasa" di hati seperti terbata-bata dan terbebani oleh tuntutan kaidah bahasa dan logika. Padahal rasa tidak ada sangkut pautnya dengan hukum logika. Berulang kali, setiap aku menulis, hasilnya seperti terasa kaku, garing dan mengekang. Tulisan pun ibarat fatwa filsafat yang menjemukan.
KEMBALI KE ARTIKEL