Tapi ada yang aneh dengan sistem ini?? saya merasa kok tidak cocok ya sistem ini di Indonesia/ kalau sistem ini diterapkan Di Amerika memang cocok cocok saja karena di Amerika 50% keatas penduduknya diatas kesejahteraan dan pendidikan bisa di bilang cukup nah bagaimana dengan Indonesia?? 50 % lebih penduduk kita masih jauh di bawah kualitas dan pendidikan yang memadai, bisa kita lihat dengan banyaknya anak - anak yang tak bisa melanjutkan sekolah dan banyaknya anak2 usia di bawah umur yang bekerja untuk bertahan hidup bukan untuk mencari ilmu. jika pemilih nya saja orang yang tak berkualitas tentu yang dipilih pun juga tidak berkualitas, begitu teorinya kan??
inilah  permasalahannya, apakah cocok sistem seperti ini dilakukan di Indonesia yang penduduknya 50 % lebih, jauh di bawah kualitas??