Agama islam membawa ajaran mulia yang disampaiakan oleh manusia mulia (Muhammad) berpedoman pada yang mulia (al-qur'an) yakni memberantas kebatilan, memerangi kesyirikan dan mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar.
Sosok Nabi Muhammad menjadi delik acuan sebagai representasi kemulian ajaran Islam. Sehingga dalam beramal, tidak hanya melihat baiknya suatu amalan tetapi tetap harus berdasarkan ada /tidkanya contoh yang diajarkan oleh Nabi dan dipahami oleh para sahabat.
Allah swt. Berfirman dalam al-Quran surah al-ahzab:21
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik (Uswatun Hasanah) bagi siapa saja yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah".
Ayat diatas memberikan satu pelajaran Kepada umat Nabi muhammad agar setiap amalan senantiasa berpegang pada tuntunan yang telah dicontohkan Nabi dan tidak selayaknya menyelisihi apa yang telah ditetapkan dalam urusan agama.
Tentu apa yang diajarkan oleh Nabi kepada para sahabatnya tidak lepas dari bimbingan wahyu dari allah SWT., dengan demikian allah telah menyempurnakan agama ini (Islam) karena didalamya syariat telah ditetapkan secara sempurna
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan padamu nikmat karunia-Ku dan telah Kuridai Islam itu sebagai agama kalian. Maka siapa terpaksa karena kelaparan tanpa cenderung berbuat dosa maka, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 3)
Dalam tafsir jalalain menerangkan bahwa, maksud dari "Ku-Sempurnakan Agamamu" yakni hukum halal maupun haram yang tidak diturunkan lagi setelahnya hukum-hukum dan kewajiban-kewajibannya
Adapun yang dimaksud dengan "Ku-Cukupkan Untukmu Nikmat-Ku" yakni dengan memasuki kota Mekah dalam keadaan aman, serta "Ku-Ridhoi" artinya telah Kupilih Islam sebagai agama Kalian.