Tulisan ini saya buat dengan imajinasi yang seketika itu muncul tatkala seorang teman menanyakan kepada saya tentang makna guru. Lebih dari setahun yang lalu diskusi hangat di kelas memaksa saya untuk berpikir keras tentang siapa sebenarnya guru itu. Hal yang simple memang namun menjadi begitu berarti manakala kita tidak pernah mencoba memikirkan hal yang simple itu. Saya teringat akan berbagai pelajaran bahasa Indonesia yang saya terima sejak SD menempatkan kata guru dalam daftar kata yang mengalami pe-reduksi-an makna. Sekali lagi mungkin ini jarang terpikir, apa akibatnya reduksi makna guru? Atau kenapa makna guru harus tereduksi?