Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Hancur, Dinding Selatan Benteng Ujungpandang

2 Januari 2011   12:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:02 297 0
[caption id="attachment_82946" align="alignright" width="300" caption="Inilah dinding selatan Benteng Ujungpandang yang sudah dibuat dari tembok beton/Ft:Mahaji Noesa"][/caption]

Hari Minggu pertama, 2 Januari 2011, masih dimanfaatkan sebagian warga Kota Makassar untuk bersantai-ria. Hal itu terlihat dari sejumlah tempat rekreasipantai di selatan kota, sepertilokasi rekreasi Pantai Barombong, Pantai Akkarena, Pantai Tanjung Bayang, Pantai Layar Putih, dan Pantai Anging Mamiri dipadati pengunjung sejak pagi hari. Bahkan sejumlah tempat pemondokan maupun lapak seperti yang terdapat di Pantai Tajung Bayang, sudah penuh sejak Sabtu sore.

Udara cerah tak hujan sejak malam pergantian tahun 2010 ke 2011, seolah memberikan kesempatan warga Kota Makassar menikmati liburan Tahun Baru 1-2 Januari 2011. Selain Mall dan pusat pusat perbelanjaan, restoran, cafe dan rumah makan terlihat dibanjiri pengunjung, Benteng Ujungpandang yang terletak tak jauh di utara Pantai Losari, sepanjang Hari Minggu ramai dikunjungi warga.

Pengunjung benteng peninggalan Kerajaan Gowa yang bangunan-bangunan di dalamnya baru saja direnovasi, terlihat didominasi kalangan usia muda. Maklum, saatnya juga masih dalam masa libur siswa Sekolah Dasarhingga Sekolah Lanjutan Atas yang dimulai sejak 25 Desember 2010, dan baru masuk 10 Januari 2011 nanti.

Memantau pengunjung yang kebanyakan masih usia pelajar/siswa datang secara berkelompok ke Benteng Ujungpandang, tersimak satu hal menarik. Umumnya mereka menyebut pintu masuk satu-satunya di arah barat diding benteng sebagai halaman depan Benteng Ujungpandang.

‘’Ya..yaa…saya tunggu di halaman depan Benteng Ujungpandang, sekarang!’’ Begitu ucap seorang remaja putri memberi jawaban dalam percakapan lewat telepon selulernya, di samping Patung Sultan Hasanuddin berkuda yang ada di taman sebelah barat Benteng Ujungpandang.

Tak hanya siswa atau pelajar, tapi banyak kalangan yang berpendidikan lebih tinggi di Kota Makassar sampai sekarang belum mengetahui, jika pintu masuk satu-satunya yang ada di barat benteng sebenarnya adalah Pintu Belakang. Pintu masuk utama atau halaman depan Benteng Ujungpandang yang sesungguhnya terletak di arah timur benteng. Akan tetapi pintu utama tersebut, sudah berbilang puluhan tahun tertutup dihimpit bangunan perkantoran, seperti Kantor Pos Besar Makassar, sebuah masjid, serta sejumlah bangunan bank. Di samping, terdapat puluhan rumah warga yang sejak lama dibangun menghimpit langsung dinding bagian timur Benteng Ujungpandang tersebut.

Saat ini Pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sedang berupaya merevitalisasi benteng ini, termasuk akan membersihkan semua bangunan yang menutup Benteng Ujungpandang di bagian timur. Demikian juga dinding benteng di bagian utara yang dipepet sebuah bangunan masjid, kantor dan auditorium Radio Republik Indonesia (RRI) Stasiun Makassar. Bangunan yang menghimpit dinding bagian selatan benteng, seperti bekas Kantor Perdagangan dan Perindustrian kini baru saja dihancurkan sebagai bagian dari upaya revitalisasi Benteng Ujungpandang. Meski di arah selatan, masih ada sejumlah bangunan Kantor Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Sulsel, yang tentunya juga harus dienyahkan, jika ingin membebaskan situs Benteng Ujungpandang dari bangunan-bangunan lain (Klik: eM-Nusa Report.blogspot.com).

Sekelompok remaja pengunjung Benteng Ujungpandang, Minggu, 2 Januari 2011 ketika menyusur dinding benteng bagian selatan justru seolah terperanjat. Mereka saling berdiskusi melihat dinding benteng yang berupa tembok pagar masa kini, terbuat dari semen. Dinding yang memagari bagian selatan BentengUjungpandang memang tampak jelas merupakan tembok pagar baru. Tidak sama dengan dinding benteng di arah utara, timur dan barat terbuat dari susunan kotak- kotak batu berukuran besar tanpa menggunakan plasteran semen.

Ada di antara mereka yang menyebut, kemungkinan di bagian selatan Benteng Ujungpandang itu ketika dibangun tidak berdinding, hanya dibatasi bangunan-bangunan yang menghadap kanal. Tapi diantaranya ada juga yang menduga, dinding sebelah selatan benteng tersebut hancur dalam perang yang pernah terjadi antara prajurit-prajurit Kerajaan Makassar dengan kolonial Belanda tempo dulu.

Dalam gambar-gambar yang melengkapi penulisan sejarah berkaitan dengan Benteng Ujungpandang, selama ini benteng tersebut dilukiskan berdinding utuh berbentuk trapesium membentengi lokasi seluas hampir tiga hektar.

Diharapkan, revitalisasi Benteng Ujungpandang yang dibangun sejak tahun 1545 tersebut juga sekaligus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan generasi muda yang nantinya akan memelihara situs bersejarah ini. Termasuk tentunya, dapat memperjelas bahwa selain dinding tembok benteng yang buatan asli nenek moyang bangsa Indonesia, bangunan-bangunan yang ada dalam Benteng Ujungpandang saat ini dibuat oleh bangsa Portugis, Belanda dan Jepang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun