Sang pencerah itu bernama Seladi ,iapun bangga dengan kondisi kesederhanaanya, menjadi seorang polisi sekaligus sebagai pemulung rongsok.Sebuah kontradiksi kehidupan, tapi itulah Seladi. “Sela- selane dadi” sebuah pembelaan diri yang menjadi prinsip hidupnya ,maksudnya untuk mengisi waktu luang/sela apapun jadi yang penting halal biarpun jadi polisi nyambi menjadi pemulung sampah tukang rongsok diluar jam dinas tidak menjadi soal.
KEMBALI KE ARTIKEL