14 februari, telah tiba yang ditunggu. kau bisikkan "kau pintar memilih segalanya, hari ini dia sangat cantik dan semuanya perfect". aku menyaksikan dengan lantang dan jelas janjimu diatas Al-Qur'an, aku mengamini dengan riuh degapku terbata-bata nafasku beserta berat suaraku terucap. telah menjadi halal sepasang merpati dihari kamis.
dimalam jum'at ini, yang pertama bagi mereka. pasti indah bunga yang ada dalam masing-masing parasnya. disudut bangku terayun kakiku dilahap dingin. harus rela yang kucinta telah bahagia. mencintaimu dari jauh berat ternyata.
setahun sudah kau kembali datang. pada hari yang sangat panas, kupersilahkan duduk didepan rumahku, ucapku tunggu, kan kuambilkan air es. aku menaruh es pada segelas sirup madu favoritnya. ada yang bisa kubantu? kali ini pintanya kuberi nama anaknya yang baru lahir. sejenak kuterdiam. kuberikan dengan gemetar, minumlah dulu, lalu kau katakan ini hari sangat panas kenapa kau berikan sirup sangat panas? oh, maafkan, ku ambilkan yang baru. tak usah, kau bilang istriku menunggu, katakan saja kan kau beri nama apa? aku tak bisa berkata.. kau tak tahu selama ini diam-diam ku mencintaimu. disetiap kau butuh aku ada dan kubantu. aku masih sanggup dengan pilihanmu, tapi kali ini aku tak bisa lagi. aku selalu kalah, dan kali ini pun aku kalah dengan sabarku.. ku ucap "maaf", beranjak kumasuk dan mengunci pintu. langsung kumenuju kamar mandi merendam diri, nafas yang kuhirup air. tak lagi ingin kudengar kau berkata. esoknya namaku terukir pada batu nisan..