Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ruang Kelas

Analisis Pengaruh Penggunaan ChatGPT terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa pada Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning

24 November 2024   23:37 Diperbarui: 24 November 2024   23:49 39 0

Perkembangan teknologi era digital masa kini dengan tingkat penggunaannya yang semakin masif memberikan pengaruh yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia secara menyeluruh (Niyu et al., 2024). Teknologi yang hadir terus berinovasi dan melahirkan berbagai macam fitur-fitur terbarukan. Beberapa tahun terakhir ini, dunia digemparkan dengan kahadiran AI (Artificial Intelligence). Di masa kini, teknologi-teknologi yang dibuat telah dilengkapi dengan berbagai jenis kecerdasan buatan. Chat GPT merupakan terobosan terkini yang diperkenalkan sejak tahun 2022 oleh Laboratorium riset kecerdasan buatan bernama OpenAI di Amerika Serikat (Hidayah et al., 2024). Popularitas ChatGPT terus berkembang dengan pemanfaatannya dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Namun, kecerdasan buatan ChatGPT ini menghadirkan banyak sekali pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat luas terkhususnya dalam bidang akademik.


Dalam penggunaannya di bidang akademik, ChatGPT memberikan dampak dan perubahan yang begitu besar terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Kecerdasan buatan ChatGPT dibuat untuk menjawab berbagai pertanyaan dalam waktu yang singkat dengan jawaban yang sangat terstruktur. Oleh karena itu, penggunaan ChatGPT menimbulkan kekhawatiran akan adanya risiko kecurangan dalam bidang akademik yang memungkinkan terjadinya penurunan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.


Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran dengan fokus utamanya mengembangkan keterampilan berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan dunia nyata dan untuk mengembangkan pengetahuan baru melalui pemecahan masalah yang sifatnya terbuka (Kemendikbud dalam Utami & Giarti, 2020). Dalam penerapannya, model pembelajaran ini membuka peluang untuk mengangkat suatu topik yang diinginkan, melakukan penelitian secara kelompok, dan menyelesaikan suatu proyek (Sari & Angreni, 2018). Pembelajaran ini melatih mahasiswa untuk dapat memecahkan permasalahan yang terjadi dari isu-isu di lingkungan sekitar dengan melakukan proyek secara berkelompok. Keterkaitan antara model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan ChatGPT adalah penggunaan ChatGPT yang memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan berbagai informasi terkait permasalahan-permasalahan di lingkungan sekitar. Namun, untuk proses penyelesaian masalah itu sendiri, mahasiswa harus menggunakan kemampuan berpikir kritisnya agar dapat menghasilkan suatu produk atau solusi dari isu permasalahan yang diteliti. Berpikir kritis merupakan proses memahami informasi yang mendalam dengan aktif dan sistematis, sehingga dapat membentuk keyakinan tentang kebenaran melalui informasi yang telah didapatkan dan disampaikan (Pratama et al., 2024). Sejumlah peneliti mengungkapkan metode Project Based Learning (PjBL) sebagai metode yang efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa (Satwika et al., 2018). Model pembelajaran ini mampu mengasah cara berpikir kritis mahasiswa melalui isu-isu yang diangkat.


Kecerdasan buatan yang hadir pada masa kini memungkinkan mahasiswa untuk menemukan benang merah, sehingga mahasiswa dapat turun langsung ke lapangan dan mencari tahu lebih dalam akar masalah di lingkungan masyarakat. Mahasiswa dapat menganalisis secara langsung kebenaran dari data yang didapatkan melalui ChatGPT. Tahap utama dan sangat penting dalam hasil tulisan yang diperoleh melalui ChatGPT adalah dengan melakukan verifikasi tambahan dan evaluasi secara kritis terhadap informasi yang telah diberikan (Veddayana et al., 2023). Mahasiswa harus mengkaji lebih dalam dan mengkritisi hasil data yang diberikan oleh ChatGPT dengan data sesungguhnya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat melalui wawancara, observasi ataupun pemberian edukasi saat turun langsung ke lapangan. Pemecahan masalah yang di dapatkan oleh mahasiswa harus dibingkai dengan berbagai pertanyaan kritis agar mendapatkan solusi yang baik dan bijak untuk masyarakat luas. Mahasiswa dapat memenfaatkan kemajuan teknologi yang ada diiringi dengan sikap yang bijak dalam penggunaannya. Kemajuan teknologi seperti ChatGPT haruslah membawa dampak positif untuk membantu mahasiswa terus berkembang, bukan sebagai alat utama untuk mendapatkan segala kemudahan akademik tanpa sumber yang jelas. Data-data yang diperoleh dari ChatGPT perlu dikaji lebih dalam oleh mahasiswa dengan turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan sumber yang jelas sehingga memiliki kredibilitas dan dapat diketahui kebenarannya. Penggunaan ChatGPT sebagai media pengambilan informasi tanpa disertai rujukan atau sumber yang  tertera  dianggap  menyalahi  etika  dalam  keaslian  dan  keakuratan  penulisan (Arochma et al., 2023). Di dalam akademik, hasil penelitian harus disertai dengan sumber dan fakta yang jelas dan merupakan hasil dari penelitian langsung atau hasil dari penelitian sebelumnya. Penggunaan ChatGPT akan mempengaruhi hasil penelitian bahkan dapat menimbulkan isu plagiarisme.


Mahasiswa perlu memproses dan mengevaluasi data-data yang telah disurvei di lapangan untuk menghasilkan suatu program sebagai bentuk pemecahan masalah, baik program pengabdian masyarakat atau inovasi-inovasi yang kreatif. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pengabdian masyarakat biasanya berupa pemberian edukasi di lingkungan pendidikan atau di suatu desa. Sebagai contoh nyata, penulis telah melakukan survei di Yayasan Rumah Langit, Jakarta Barat untuk kepentingan Project Based Learning (PjBL). Pada awalnya, Yayasan Rumah Langit adalah tempat belajar dan tempat menuntut ilmu untuk anak-anak sekitar yang tidak mampu dan tidak dapat bersekolah di lingkungan sekitar. Kemudian, banyak anak-anak sekitar lainnya yang turut mengikuti kegiatan pembelajaran di Yayasan Rumah Langit. Yayasan Rumah akhirnya memberikan pembelajaran kepada anak-anak yang memiliki minat untuk dapat belajar bersama pengajar-pengajar muda yang masih duduk dibangku perkuliahan. Penulis telah melakukan wawancara kepada dua pengajar Yayasan Rumah Langit dan menemukan kenyataan bahwa beberapa Sekolah Dasar telah melakukan penghapusan pelajaran bahasa inggris. Penghapusan pelajaran bahasa  Inggris  di Sekolah  Dasar merupakan akibat dari keprihatinan para  pembuat  kebijakan  tentang  keseimbangan antara  bahasa  Inggris  dan  bahasa  Indonesia (Setiawan, 2021). Maka dari itu, penulis bersama kelompok Project Based Learning (PjBL) akan mengangkat tema pemberian edukasi bahasa inggris kepada anak-anak kelas 2 hingga kelas 3 di Yayasan Rumah Langit, Jakarta Barat. Penulis beserta kelompok Project Based Learning (PjBL) akan menyiapkan materi yang menyenangkan beserta visualisasi untuk menarik perhatian anak-anak kelas 2 hingga kelas 4 Sekolah Dasar (SD) sebagai bentuk pemecahan masalah.


Penggunaan ChatGPT memungkinkan mahasiswa untuk mempersiapkan materi sebagai bahan ajar dalam pengabdian masyarkat. Materi yang ditemukan melalui ChatGPT hanya sebagai gambaran untuk persiapan pengabdian masyarakat dan tidak menjadi bahan ajar utama. Dalam prosesnya, mahasiswa akan lebih banyak menggunakan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Keputusan yang didapatkan oleh ChatGPT dapat menjadi tidak relevan dan tidak akurat jika data yang digunakan tidak mewakili, tidak lengkap, atau berasal dari sumber-sumber yang bias (Supriyadi, 2024). Salah satu ciri berpikir kritis adalah menggali berbagai informasi dengan sumber yang memiliki kredibilitas. ChatGPT tidak dapat digunakan sebagai sumber yang kredibel karena sifat sumbernya yang bias. Oleh karena itu, ChatGPT tidak sepenuhnya menjadi pemecahan masalah dalam Project Based Learning (PjBL). Pada proses penelitian, mahasiswa dapat menggunakan akalnya sendiri untuk mengkritisi berbagai permasalahan yang terjadi dari isu yang telah diteliti.


Kecerdasan buatan ChatGPT adalah teknologi AI (Artificial Intelligence) yang kehadirannya dibuat dengan tujuan membantu manusia untuk menjawab berbagai pertanyaan dengan proses yang sangat cepat. ChatGPT memberikan dampak positif dan negatif sesuai dengan tujuan penggunaannya. Mahasiswa yang cerdas tentunya akan menggunakan ChatGPT untuk mengasah kemampuan berpikir kritisnya. Model pembelajaran Project Based Learning juga merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan dan mempertahankan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. ChatGPT tidak akan mematikan proses berpikir mahasiswa, jika diiringi dengan kemampuan mahasiswa untuk meneliti lebih dalam data-data yang dihasilkan dari ChatGPT. Dalam kaitannya dengan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), ChatGPT tidak dapat menggantikan peran utama dan kontribusi peneliti karena data yang dihasilkan oleh ChatGPT tidak diketahui kredibilitasnya. Kemajuan teknologi dimasa kini tidak dapat kita tolak, tetapi dapat menjadi modal utama untuk dapat dikembangkan dengan berbagai penelitian lanjutan sehingga dalam prosesnya akan terus mengasah kemampuan berpikir kritis manusia.



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun