Selain secara cerdik dan cermat menentukan tipe kejuaraan (khusus wanita dan berhadiah besar), ajang ini juga menyiapkan paket-paket off-court yang terintegrasi dengan turnamen itu sendiri. Menjelang dan di sela-sela turnamen, para petenis top dunia yang berpartisipasi diajak untuk belajar surfing, bermain golf, melukis atau merangkai perhiasan mutiara. Tentu dengan didampingi pemandu yang kompeten. Di tahun-tahun sebelumnya, saya masih ingat pilihan acara off-court nya berupa peragaan busana, belajar masak, serta mengikuti persembahyangan di pura. Intinya, mempromosikan salah satu sisi wisata Bali dalam kemasan yang menghibur dan merelaksasi peserta. Para petenis senang bisa bertanding sambil berwisata, Bali –dan juga penyelenggara tentunya—mendapat publisitas yang bagus. Karena ini ajang WTA resmi dengan petenis top dunia, cakupan publisitasnya pun kelas dunia. Saya yakin ada jasa konsultan kehumasan yang terlibat disini, dan terbukti sukses dengan rancangannya.Oh ya, mereka juga konsisten menggelar coaching clinic bersama petenis top dunia menyertai konferensi pers pembuka hajatan.