Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Untuk Pak Prabowo: Anda Tetap Seorang Negarawan!

25 Juli 2014   12:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:16 559 3
Assalamualaikum Pak Prabowo, semoga Allah senantiasa menganugerahi Bapak kesehatan serta menguatkan hati Bapak dalam menjalani perjuangan politik kita: menyelamatkan Indonesia, tanah air Ibu Pertiwi yang kita cintai. Biarlah selentingan-selentingan, hinaan, makian, sindiran, dan segala ekspresi yang bermaksud mendiskreditkan Bapak atas langkah-langkah politik Bapak beberapa waktu ini, hanya menjadi konsumsi kami para relawan dan simpatisan di tataran akar rumput, dan tidak sampai masuk ke telinga apalagi hati Bapak. Tetaplah fokus dan teguh dalam perjuangan mewujudkan keadilan di negara kita. Pak Prabowo yang saya hormati, banyak yang salah paham mengenai keputusan Bapak kemarin, tepatnya pada beberapa saat sebelum penetapan hasil Pilpres oleh KPU. Bapak yang menyatakan menarik diri dari proses Pemilu kemarin yaitu rekapitulasi suara dan penetapan hasil pilpres, justru banyak diartikan sebagai pengunduran diri sebagai calon presiden RI. Saya rasa hanya orang yang kurang mengenal Bapak yang bisa mengartikan demikian. Saya, dan tentunya juga jutaan pendukung Bapak percaya, tidak mungkin seorang Prabowo Subianto Djojohadikusumo menghina mandat rakyat dengan cara mundur sebagai calon presiden, membuang begitu saja puluhan juta suara dan dukungan rakyat kepada Bapak, hanya karena Bapak malu dan “ngambek” lantaran kemarin tidak ditetapkan KPU menjadi presiden. Alhamdulillah, tim Bapak sudah mengklarifikasi, dan semoga rakyat segera mengetahui agar bisa memahami duduk persoalannya dengan jelas. Pak Prabowo, langkah Bapak menarik diri dari prosesi penetapan hasil pilpres kemarin ternyata menuai berbagai umpan balik. Ada yang mengatakan bahwa Bapak gagal menunjukkan ke-negarawan-an Bapak, ada yang bilang bapak “ngambek”, tidak gentle, bahkan (maaf) banci, dan lain sebagainya. Intinya, Bapak menjadi bulan-bulanan opini public yang menilai Bapak salah langkah dan bertindak inkonstitusional. Namun saya berpandangan berbeda, Pak. Menurut saya, langkah Bapak kemarin adalah langkah yang sangat tepat. Kemarin Bapak menyatakan dengan jelas dan tegas bahwa telah terjadi ketidak adilan dan kecurangan yang masif, sistematis dan terstruktur pada penyelenggaraan pilpres kali ini. Jika memang Bapak mengetahui ada ketidakadilan dan kecurangan dalam penyelenggaraan pilpres, namun Bapak memilih untuk diam, “legowo” dalam arti menerima begitu saja tanpa perlawanan, hanya demi mendapat predikat capres yang “negarawan” dan menghindari opini negatif tentang diri Bapak, maka pada saat itu jugalah sejatinya Bapak tidak layak disebut seorang negarawan. Bagi saya, negarawan adalah mereka yang rela pasang badan dan menanggung beban berat, termasuk menjadi bulan-bulanan media dan opini publik, demi terwujudnya keadilan dan kebenaran di negara mereka. Dan Bapak adalah salah satunya: seorang negarawan. Terima kasih Pak, karena Bapak menolak untuk “legowo” di tengah ketidak adilan. Karena membiarkan dan menerima begitu saja hasil pilpres yang inkonstitusional dan sarat kecurangan adalah langkah pasti untuk menghancurkan bangunan demokrasi negara kita. Terima kasih Pak, karena Bapak telah menyampaikan pesan esensial bahwa rakyat harus mendapatkan hasil pemilu yang bebas dari pelanggaran hukum melalui penolakan Bapak kemarin, entah bagaimanapun hasilnya nanti. Kalau mereka bilang tidak ada yang bisa mengalahkan mereka kecuali kecurangan, maka kita harus bilang: tidak ada yang bisa memenangkan Prabowo-Hatta kecuali penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil. Pak Prabowo, saya tidak tahu pasti apakah Bapak memang benar-benar dicurangi secara sistematis dan sebagainya, atau justru sebaliknya. Hingga saat ini hanya Allah SWT yang mengetahui segala kebenarannya. Namun saya percaya Bapak tidak mungkin “asbun” alias asal bunyi, asal bicara. Bapak pasti telah memiliki bukti yang mendasari pernyataan Bapak. Bapak memiliki nilai kebenaran Bapak, dan itu harus dihargai. Sebagai seorang relawan Prabowo-Hatta, saya akan tetap mendukung langkah-langkah konstitusional Bapak dalam perjuangan politik kita secara rasional. Namun saya juga menyadari, Bapak hanyalah manusia biasa yang sangat bisa berbuat salah. Jika ternyata Bapak mengada-ada, hanya asal protes dan asal bunyi, saya berharap agar Allah segera memberikan pelajaran dan hidayah-Nya kepada Bapak, dan melancarkan jalannya pemerintahan kita lima tahun ke depan di bawah kepemimpinan Pak Joko Widodo. Saya dan Bapak tentu meyakini bahwa ungkapan “Gusti Allah mboten sare” adalah benar adanya. Tuhan tidak pernah tidur. Apapun hasil yang ditetapkan Allah nantinya, semoga dapat memberi keberkahan dan kebaikan bagi seluruh tumpah darah Indonesia. Amin. Malang, 23 Juli 2014 Mada Maulana

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun