"Memutuskan:
DKPP menjatuhkan sanksi peringatan tertulis kepada Ketua KPU DKI, Dahliah Umar. Mengingatkan kepada teradu untuk mengambil langkah-langkah untuk menetapkan DPT yang pasti. Menyarankan agar KPU DKI melakukan langkah yang bersifat khusus dalam pengelolaan DPT untuk menjamin pemilu yang terpercaya”. Tok-tok-tok!
Prof Dr Jimly Assiddiqie, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) akhirnya memutus perkara kisruh DPT Pilkada DKI 2012, 6 Juni lalu.
Muda, energik dan bersemangat. Srikandi kelahiran Jakarta 1 Oktober 1976 ini adalah Ketua sekaligus Komisioner termuda di jajaran KPU DKI Jakarta. Komisioner lain, Jamaluddin F Hasyim (37 tahun), Aminullah (46 tahun) dan Sumarno (46 tahun).
Tak terbayang kesibukannya menyiapkan Pilkada sedari tahap sosialisasi hingga penetapan hasilnya kelak. Barangkali kisruh DPT itu menyusup pula dalam mimpi Dahliah walau jam tidurnya pun teramat singkat. Tak terbayang pula besarnya godaan, tekanan bahkan ancaman yang dia alami. Di bawah kepemimpinannya kredibilitas hasil pilkada, stabilitas sosial politik DKI Jakarta dan keabsahan gubernur terpilih dipertaruhkan. Tentu dibutuhkan kepribadian yang matang, kecukupan jam terbang dan kehati-hatian dalam bersikap agar reputasi Dahliah dapat dipercaya sebagai wasit yang jurdil dan tidak menjadi sasaran tembak.
Dahliah Umar telah larut dalam hiruk pikuk Pemilu sedari mahasiswa di jurusan syariah di Universitas Ibnu Chaldul Jakarta (1996-2001). Mengawali kiprah keaktivisannya di Pergerakan Islam Mahasiswa Indonesia (PMII), Dahliah terlibat dalam pemantauan Asian Network for Free and fair Election (ANFREL) sejak tahun 2009. Pada tahun yang sama dia didapuk sebagai Direktur Bidang Monitoring Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta sampai 2001. Setelahnya dia mengepak sayap pantauannya pada Pemilu di sejumlah negara seperti Thailand, Filipina dan Kamboja.
Berbekal kiprah aktifnya, dia meraih sponsor untuk menempuh program master di Nottingham University jurusan hubungan internasional (2004-2005). Di negeri Pangeran William itu Dahliah bergiat sebagai Koordinator Bidang Kajian Sosial pada Persatuan Pelajar Indonesia di Nottingham. Minat kuat Dahliah pada urusan pemilu tak pupus di kala studi masternya. Ia bahkan terlibat sebagai petugas manajemen logistik pemilu di Erewash Borough Council pada pemilu Inggris tahun 2005.
Dalam akun Facebooknya, Dahliah Umar tidak tampak sebagai figur yang formal, serius apalagi terkesan kaku seperti para pejabat pada umumnya. Saya melihat sosok Dahliah malah terkesan gaul, easy going, ngepop, bahkan terkadang banyol dengan logat betawi kental. Simaklah kolom statusnya pada 30 April lalu:
“Kata Pak Wapres: Kalau Azan Shubuh jangan kenceng2. Mu'adzin bilang: Gw adzan kenceng aje pade kagak bangun, apelagi kalo pelan......”
Lihat juga gaya Dahliah menyosialisasikan Pilkada pada status tertanggal 4 April:
@ Sosialisasi and Having Fun with KPU DKI! Pilgub DKI 2012, makin seru makin bikin penasaran. Yuuukkk dipiliiihh dipiliiihh dipilihhhh! Sambil tunggu tanggal mainnya 11 Juli 2012, kita ngejamz dulu di sini.... ;)
KONSER PANGGUNG HIBURAN RAKYAT PEMILU GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR 2012. KPU kota / Kabupaten Se-DKI JAKARTA. pada hari RABU 11 JULY 2012……………………………………………