Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Teori Neofungsionalisme oleh Jeffrey C. Alexander

13 November 2022   21:10 Diperbarui: 13 November 2022   21:17 509 0
Jeffrey Charles Alexander lahir pada 30 Mei 1947 di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Alexander memperoleh gelar BA dari Harvard pada tahun 1969 dan gelar PhD dari Universitas of California, Berkeley pada tahun 1978. Dia bekerja di Universitas California, Los Angeles dan bergabung Yale University, kemudian pada tahun 2008 ia menjadi professor sosiologi Lillian chavenson saden dan co-direktur pusat kebudayaan sosiologi. Selain itu, ia juga seorang sosiolog amerika yang salah satu pendukung utama neofunctinalism dan tokoh sentral dalam kontemporer sosiologi budaya. Pemikirannya dipengaruhi oleh Talcot Parsons, Emile Durkheim dan Edward Shils.

Alexander menulis beberapa buku, salah satunya tentang teori neofungsionalisme yang ada pada buku 'neofunctionalism and after (1998a). Dalam buku tersebut Alexander menyatakan bahwa salah satu yang menjadi tujuan utamanya yaitu terbentuknya kembali legitimasi dan arti penting dari teori parsonsian. Teori neofungsionalisme ini juga dipengaruhi oleh teori fungsionalisme milik parsons yang dianggap terlalu sempit, sehingga muncullah teori neofungsionalisme dan memandang bahwa teori neofungsionalisme dapat melampaui parsons diluar neofungsionalisme. Jadi dapat diartikan bahwa teori neofungsionalisme merupakan pengembalian seperti semula dari teori fungsionalisme oleh Talcot Parsons atau sebagai rangkaian kritik dari teori fungsionalisme yang mencoba memperluas cakupannya yang sedang mempertahankan inti teorinya.

Adanya teori neofungsionalisme dengan harapan dapat menyempurnakan teori fungsionalisme structural. Teori neofungsionalisme melihat masyarakat terdiri dari elemen-elemen yang membentuk satu pola ketika berinteraksi dengan satu sama lainnya juga memusatkan perhatiannya pada perubahan sosial dalam proses diferensiasi di dalam sistem sosial. Maka dari itu, hal ini menjadikan alasan bahwa neofungsionalisme pada realitanya membahas tentang realita masyarakat.

Alexander memberikan orientasi dasar pada neofungsionalisme, pertama neofungsionalisme melihat masyarakat dengan model deskriptif maksudnya melihat masyarakat dari unsur-unsur yang saling berinteraksi menurut pola tertentu sehingga bersifat terbuka dan plural, kedua neofungsionalisme memusatkan perhatiannya yang sama terhadap tindakan dan keteraturan, ketiga neofungsionalisme tetap memperhatikan masalah integrasi tetapi bukan sebagai fakta yang sempurna melainkan lebih sebagai kemungkinan neofungsionalisme mengakui bahwa penyimpangan dan kontrol sosial realitas dalam sistem sosial, keempat neofungsionalisme tetap menerima penekanan dari parsonsian tradisional atas kepribadian, kultur dan sistem sosial.

Teori neofungsionalisme juga bertujuan untuk menjelaskan dinamika terintegrasinya kawasan yang ada di eropa dan menstruktur juga memilih informasi yang relevan untuk mengembangkan pemahaman dan untuk memprediksi integrasi yang akan terjadi secara mendatang. Selain itu, juga menekankan pada peran aktor non negara sebagai yang penting dalam konstelasi politi, tetapi negara anggota dalam kelompok regional tetap memiliki peran yang penting dalam proses tersebut.

Neofungsionalisme dalam realita kehidupan masyarakat mengarahkan pada pembentukan pendekatan tata ekonomi internasional baru. Adanya ketimpangan dalam ekonomi internasional yang menyatakan bahwa pada saat ini, adanya ketidakmerataan ekonomi di negara-negara, seperti negara yang kaya semakin kaya dan negara dengan ekonomi miskin akan tetap miskin. (Mohtar Mas'oed)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun