Indonesia dikenal sebagai negara multi etnik, religi, ras dan budaya. Kita patut bersyukur, karena meski berbeda-beda tetapi tetap satu jua, seperti semboyan
Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan itu bukan berisi politik pencitraan, namun telah dipraktekkan sejak lama. Menurut
sejarahnya, kalimat itu berasal dari
Kakawin Jawa Kuna (
Kakawin Sutasoma) karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.
Kakawin itu begitu istimewa, karena mengajarkan toleransi antar umat Hindu Siwa dengan umat Buddha pada masanya. Toleransi itu terekspresi dalam bait “
Bhinnêka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, yang berarti “Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran”.
KEMBALI KE ARTIKEL