Subuh di kaki Gunung Gede. Tubuh menggigil,udara dinginseperti menusuk tulang. Indikator pengukursuhu udara menunjuk angka 17 derajat celcius. Udara dingin diketinggian 1560 mdpl ini , tak bisa membuat mata saya terpejam dan tidur lelap.Saya segera bergegas, keluar darikantung tidur. Usai sholat subuh, bersama sejumlah teman, kamisegera menikmati sarapan pagi ,dilanjutkanmandi. Air yang mengguyur tubuh tak kalah dingin. Laiknya seperti mandi dengan air kulkas. Brrr…
Sabtu-Minggu (31/7-1/8) lalu adalah kunjungan kali kedua saya ke hutan Sahabat Green. Lokasi persisnya berada di kaki Gunung Gede , Cianjur, Jawa Barat. Sebagian orang yang datang bertujuan menanam pohon lewat program adopsi pohon.Sementarasaya, selain menghilangkan stress dari kesumpekan kota Jakarta,juga menengok pohon yang ditanambersama anak sekitar 4 bulan silam. Apakah dirawat dan tumbuh dengan baik.
Kawasan Resapan Air
Program penghijauan atau adopsi pohon ini digagas oleh Green Radio Jakarta dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, TNGGP. Program ini juga melibatkan masyarakatsetempat di Desa Ciputri serta masyarakat luar yang ingin mengadopsi pohon.
Adalah Syarief Abdul Karim (37), warga setempatyang ditunjuk sebagai penanggungjawab program .Bersama sejumlah rekannya, Syarief yangtengah berkuliahdi jurusan AdministrasiUniversitas Nurtanio, Bandungantara lain bertugas menyosialisasikan kepada petani penggarap pentingnya menjaga kelestarian hutan. “Memang tidak mudah. Tapi kami mencoba membangun kebersamaan dan lakukan pendekatanpersuasif.”
Sejak berjalandua tahun lalu,program adopsi pohon telah berhasil menanamhampir 12 ribu bibit. Seperti puspa, rasamala, saninten, dan manglid. “ Perkembangan pohon cukup bagus terutama di blok Pasir Leutik. Ketinggian pohonrata rata mencapai 2-3 meter,” ujarnya bungah . Syarief berharap jika program ini mendapat dukungan, khususnya dari petanidalam jangka waktu 10 sampai 15 tahun mendatang, areal seluas 38 hektar tersebut akan kembali rimbun dan hijau.